BANDUNG, (CAMEON) – Mudik tak selalu membawa madarat. Tingginya angka kecelakaan atau meningkatnya jumlah urbanisasi pasca mudik.
Ada sisi lain manfaat budaya yang satu ini. Mudik yang jadi ciri khas Indonesia bisa memperkokoh perekonomian nasional.
Demikian dipaparkan dosen Ekonomi Pembangunan Unpad, Ferry Hadiyanto. “Adanya tradisi mudik yang selama ini terjadi di Indonesia,” katanya, kepada CAMEON, Senin (4/7/2016).
Ia memberikan pandangan sudut lain dari tradisi tahunan ini. Bahkan, kata dia, budaya mudik ini sebenarnya sudah ada sejak dulu.
“Menurut beberapa pakar dan pengamat, tradisi mudik sudah terjadi sejak lama. Ketika adanya urbanisasi masyarakat desa ke kota,” ujarnya.
Apakah ada dampak ekonomi yang baik atas tradisi ini? Ia menjawab mantap. Katanya, dampak mudik dalam perspektif ekonomi cukup bagus.
Para pemudik yang pulang kampung setelah mencari peruntungan di kota menjadi hal lumrah pulang bawa uang. Mereka rela membagi dan membelanjakan uang hasil jerih payahnya.
“Menurut Bank Indonesia, tradisi mudik ini menambah jumlah uang yang beredar,” katanya.
Sanak family yang berada di kampung tentu akan membelanjakan uang “Angpao.” Kegiatan perekonomian terjadi di sana. Transaksi dan sejumlah perniagaan berjalan dinamis.
“Mudik merupakan periode di mana pertumbuhan ekonomi meningkat di bandingkan periode lainnya,” ujarnya.
Meski begitu, ia menerangkan, pada akhirnya tetap pemerintah wajib mengurus masalah mudik ini. Karena melibatkan mobilitas jutaan orang, sudah tent pemerintah turun tangan jadi manajerial agar tertib dan nyaman.
“Pemerintah menyediakan barang supply barang, belanja pemerintah meningkat dan suntikan THR (Tunjangan Hari Raya). cakrawalamedia.co.id ( Nta )
