KOTA TASIKMALAYA, (CAMEON) – Di tengah carut marutnya perekonomian masyarakat, tim pelaksana kegiatan (TPK) PKK masih optimis meningkatkan pendapatan keluarga. Salah satunya adalah memaksimalkan potensi home industry.
TPK PPL Berjaya Kelurahan Sukamulya yang membuktikan hal itu. Melalui kegiatan pelatihan Desain Produk Home Industry tas dan dompet, di Kelurahan setempat, Senin (19/9/2016).
Ketua TPK program gerakan masyarakat mandiri berdaya saing dan berinovatif Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari, Junaedi, mengatakan program ini adalah untuk menguatkan perekonomian masyarakat.
Pelatihan desain produk ini, kata dia, diharapkan bisa mendongkrak home industry yang selama ini hanya berjalan di tempat. Karena memang, aku Junaedi, banyak home industry yang tidak berjalan sebagaimana harapan.
“Kami ingin menjembatani para pengrajin home industry yang ada di Kelurahan Sukamulya ini. Minimal adanya kegiatan ini bisa menjadi informasi untuk pemerintah tentang adanya para pengrajin tas dan dompet,” bebernya disela kegiatan, Senin (19/9).
Ia membeberkan optimismenya. Bahwa di Kelurahan Sukamulya ini punya segudang potensi para pengrajin yang selama ini belum digali oleh pemerintah kota melalui dinas terkait.
Ia ingin, pembinaan dan pelatihan pengrajin seperti ini mendapatkan porsi khusus dari pemerintah. Ada perhatian baik secara pembinaan atau bantuan dari mulai perlengkapan peralatan maupun bantuan modal.
Selama ini, kata Junaedi, yang menjadi persoalan di masyarakat akan perkembangan industri rumahan adalah kurangnya relasi. Saat ini, bukan hanya modal saja tetapi juga akses untuk pemasaran.
Karena menurut mereka, sambung Junaedi, yang menjadi permasalahan sangat berat sekarang ini adalah pemasaran yang tidak menentu. Dan hal inilah yang berdampak pada penghasilan para pengrajin.
“Otomatis akan berdampak kepada perekonomian masyarakat. Ini akibat tidak stabilnya ekonomi masyarakat yang tidak menentu itu,” katanya.
Secara spesifik, pihaknya berharap kepada Dinas UMKM Kota Tasikmalaya, agar bisa mendorong atau membantu mendongkrak untuk peningkatan UMKM di Kelurahan Sukamulya.
Sementara itu, Kabid Dinas Perdagangan, Dadan Iskandar, mengatakan sebenarnya pemerintah kota tidak membiarkan peran pengrajin ini. Namun dalam hal bantuan modal, dia mengakui, memang tidak ada anggarannya.
“Kami hanya bisa menjembatani saja. Seperti ada kesempatan event khusus pameran, itu pun pihak pemerintah yang berkaitan bekerjasama. Dengan pihak perbank-kan juga,” katanya, Senin (19/9).
Ada beberapa bank yang bisa diajak bekerja sama. Di antaranya Bank Indonesia. Mereka sering mengadakan event dan mereka sendiri yang menyeleksi.
Meski begitu, pihaknya memahami para pengrajin dan pelaku home industry ini tidak memiliki akses langsung dengan bank atau pengelola event. Untuk itulah, pihaknya menggelar pembinaan agar mereka bisa berhimpun dalam kelompok agar mudah diarahkan.
“Kami sudah menyampaikan (kepada para pengrajin). Paling utama dibuat dulu satu kelompok yang di dalamnya para pengrajin UMKM. Kemudian setelah kelompok terbentuk, barulah membuat proposal kerja sama dengan pihak perbank-kan,” jelasnya. cakrawalamedia.co.id (Edi Mulyana)