TASIKMALAYA, (CAMEON) – Pada dasarnya Islam merupakan agama yang di turunkan Allah SWT, untuk menciptkan rasa damai, dan agama persatuan , namun jika bersentuhan dengan keyakinan dan terlebih intoleransi dalam hal keyakinan bahkan memprovokatif , maka reaksi dari umat pasti akan menjadi besar, tak akan ada asap jika tidak ada api.
Hal tersebut dijelaskan Ketua DPW FPI Kab Tasikmalaya Utdz Sofyan Anshori, usai menghadiri peletakan batu pertama gedung MUI Kab Tasikmalaya di Singaparna, Kamis ( 04/08 ).
Menurutnya, Di Tasikmalaya sendiri banyak non muslim dengan aktifitas ibadah mereka, namun sepanjang mereka berada di relnya masing masing , kerukunan umat beragama di Tasikmalaya relatif lebih kondusif.
Menanggapi kasus kerusuhan SARA di Tanjung Balai Kepulauan Sumatera, Ustadz Anshori mengingatkan bahwa hal terpenting dalam beragama adalah saling menghormati, dalam keyakinan.
“Adzan bagi Umat islam adalah sebuah panggilan ibadah dan itu mutlak sebuah keyakinan umat islam sedunia, jadi jika sisi keyakinan di benturkan dengan ego peribadi maka yang terjadi adalah reaksi umat , apalagi ditambah provokasi , sehingga sekali lagi jangan pernah mendeskridtkan keyakinan kami, “ jelasnya.
Di sisi Lain, dia juga menyoroti rasa ketidakadilan yang dipertontonkan Pemerintah, terhadap kaum muslim pada umumnya.
“Coba anda lihat kasus di Tolikara Papua, ratusan Umat Islam sampai dilarang untuk Sholat Idul Fitri, anehnya mereka yang melarang beribadah bagi umat islam ini, diundang Presiden ke istana, ini ada apa ? ko tidak adil, iya kan,“ imbuhnya.
Meski stigma arogansi dan dicap sebagai ormas yang doyan mengobrak abrik , selalu menempel di FPI, namun organisasi islam ini , masih menjunjung tinggi kedamaian di NKRI ini.
“Selama mereka tidak mengangu keyakinan dan tidak melakukan provokasi yang bernuansa SARA kami pasti hidup damai, “ pungkasnya. cakrawalmedia.co.id ( dzm )
