KOTA BANDUNG (CM) – Kota Bandung telah menjadi salah satu kota di dunia yang dipilih untuk menjalankan program Urban Futures yang bertujuan untuk mengintegrasikan sistem pangan perkotaan, melibatkan partisipasi kaum muda, dan bertindak dalam menghadapi perubahan iklim.
Di Indonesia, program Urban Futures diimplementasikan di Kota Bandung (Jawa Barat) bersama dengan Manggarai Barat (Nusa Tenggara Timur). Kedua kota ini dipilih karena sumbangsih unik mereka terhadap gerakan kaum muda di Indonesia serta sistem pangan yang luas di negara ini.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, Kota Bandung terpilih karena telah mengembangkan konsep ketahanan pangan yang signifikan, seperti melalui inisiatif Buruan Sae. “Buruan Sae telah menarik perhatian dunia. Keterlibatan kami dengan Milan Pact dan status aktif Bandung sebagai anggota telah menjadikan kota ini sebagai contoh yang patut diikuti,” ujarnya pada Kamis, 15 Februari 2024.
Selain itu, Kota Bandung juga telah menjadi anggota aktif dari Pakta Milan untuk Kebijakan Pangan Perkotaan (Milan Urban Food Policy Pact) dan telah melakukan berbagai perbaikan pada sistem pangan. Kota ini telah mengembangkan platform multi-stakeholder dan merancang rencana aksi pangan dan gizi.
Terkait rencana masa depan, Kota Bandung berencana untuk memperluas pertanian perkotaan, memperkuat kapasitas penyimpanan, mempromosikan inisiatif makanan sehat, dan mengatasi masalah sampah makanan.
Program ini memiliki fokus pada pengembangan urban future dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam perencanaan ketahanan pangan kota. “Kami telah mendapatkan bantuan pendampingan hingga tahun 2027. Saat ini, kami sedang merencanakan pelaksanaan bantuan ini,” katanya.
Bantuan yang diberikan meliputi pendampingan, pembangunan kapasitas, serta penyusunan perencanaan pembangunan kota terutama terkait dengan ketahanan pangan, yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, khususnya kaum muda.
Urban Futures (UF) merupakan program global berdurasi lima tahun (2023–2027) yang bertujuan untuk mengintegrasikan sistem pangan perkotaan, melibatkan partisipasi kaum muda, dan bertindak dalam menghadapi perubahan iklim.
Program ini didanai oleh Fondation Botnar dan dikelola oleh Hivos, Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Humanis), RUAF Global Partnership on Sustainable Urban Agriculture and Food Systems (RUAF-CIC), serta berbagai mitra lokal dan pakar.