(CM) – Dibandingkan dengan awal Ramadan tahun lalu yang menimbulkan perbedaan pada penetapan 1 Syawal 1445 Hijriah, kemungkinan terjadinya perbedaan pada penentuan Idul Fitri tahun ini menjadi sangat kecil. Hal ini disebabkan oleh posisi hilal yang diperkirakan cukup tinggi pada saat sidang isbat nanti, yang kemungkinan besar akan menetapkan 1 Syawal atau Idul Fitri pada tanggal 10 April.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, menjelaskan bahwa meskipun terdapat potensi pelaksanaan Lebaran serentak pada 10 April tahun ini, penetapannya masih menunggu hasil sidang isbat. “Namun, kita tetap menunggu penetapannya melalui sidang isbat,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta kemarin (3/4).
Dia menjelaskan bahwa sidang isbat untuk menetapkan Idul Fitri akan diselenggarakan pada Selasa (9/4) pekan depan. Sesuai dengan prosedur, rangkaian sidang isbat akan dimulai dengan seminar yang menjelaskan posisi hilal berdasarkan hisab. Berdasarkan perhitungan hisab tersebut, posisi hilal saat matahari terbenam pada 9 April nanti diprediksi akan berada di atas ufuk.
Tinggi hilal di seluruh wilayah Indonesia beragam, mulai dari empat derajat hingga tujuh derajat, dengan sudut elongasi delapan derajat sampai sepuluh derajat lebih. “Berdasarkan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), posisi hilal tersebut telah memenuhi kriteria visibilitas hilal (imkanur rukyat),” jelasnya.
Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar sidang isbat akan menetapkan 1 Syawal atau Idul Fitri pada tanggal 10 April, mengurangi kemungkinan terjadinya perbedaan penanggalan seperti pada tahun sebelumnya.
