Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan gigi dan mulut, peran dokter spesialis konservasi gigi (Sp. KG) menjadi semakin krusial. Spesialis ini memiliki tanggung jawab besar dalam merawat, mempertahankan, dan menyelamatkan gigi asli pasien melalui prosedur-prosedur yang berfokus pada konservasi jaringan gigi.
Dokter spesialis konservasi gigi adalah tenaga medis yang menempuh pendidikan lanjutan setelah menjadi dokter gigi umum, dengan fokus mendalami pada ilmu endodontik (perawatan saluran akar), restoratif (penambalan dan pemulihan gigi), serta estetika gigi. Mereka dilatih untuk menangani kasus-kasus kompleks seperti gigi berlubang parah, trauma gigi, hingga infeksi akar gigi yang mengancam kelestarian gigi asli.
“Tujuan utama kami adalah mempertahankan gigi pasien selama mungkin, karena gigi asli tetap merupakan pilihan terbaik bagi fungsi dan kenyamanan mulut,” ujar drg. Randy Carlos Sietho.,Sp.KG, dalam wawancara di sela-sela seminar kesehatan gigi nasional di Surabaya beberapa waktu lalu.
Dokter Randy menjelaskan bahwa salah satu prosedur utama dalam praktik konservasi gigi adalah perawatan saluran akar, yang umum dilakukan pada gigi yang mengalami infeksi atau kerusakan saraf. Selain itu, spesialis konservasi gigi juga ahli dalam rekonstruksi gigi dengan bahan tambal estetik dan teknik yang meminimalkan hilangnya jaringan gigi sehat.
Kebutuhan akan spesialis ini meningkat seiring bertambahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penampilan dan kesehatan gigi. Data dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menunjukkan bahwa kasus perawatan saluran akar dan penambalan estetik meningkat lebih dari 20% dalam lima tahun terakhir.
Namun, tantangan tetap ada. Keterbatasan jumlah dokter spesialis konservasi gigi di beberapa daerah menyebabkan antrean panjang dan kurangnya akses bagi masyarakat di luar kota besar. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah mencanangkan program distribusi tenaga kesehatan gigi yang lebih merata serta peningkatan fasilitas pelatihan spesialis di berbagai daerah.
“Penting bagi masyarakat untuk memeriksakan gigi secara berkala dan tidak menunda perawatan,” kata drg. Bagus Triyono, Ketua PDGI. “Dengan tindakan dini oleh spesialis konservasi gigi, banyak kasus gigi rusak parah masih bisa diselamatkan.”
Dengan meningkatnya edukasi dan dukungan sistem kesehatan, dokter spesialis konservasi gigi diharapkan mampu memainkan peran lebih besar dalam menjaga kualitas hidup masyarakat melalui kesehatan mulut yang optimal.