PANGANDARAN, (CAMEON ) – Sebanyak enam unit perahu milik nelayan yang terparkir di pantai timur Pangandaran lenyap ditelan laut. Tenggelamnya ke enam perahu nelayan itu saat gelombang air pasang atau pancaroba melanda wilayah Pangandaran umumnya di seluruh Indonesia.
Dari pantauan cakrawalamedia.co.id ketinggian air laut baik di pantai barat maupun pantai timur hampir rata dengan daratan sehingga beberapa jalan di kawasan objek wisata kebanjiran disertai tumpukan sampah-sampah dan pasir.
Salah satu pemilik perahu yang tenggelam, Sarimin warga pasar ikan mengaku dirinya tidak bisa menyelamatkan perahu serta peralatan jaring karena gelombang air pasang terlalu besar. “Selain perahu saya, ada juga lima perahu milik orang yang ikut tenggelam,” ujarnya kepada cakrawalamedia.co.id, Kamis (9/6).
Untuk mengevakuasi perahu-perahu yang tenggelam ke dasar laut itu, lanjut Sarimin, harus menunggu sampai kondisi air laut surut. “Kalau lagi pasang, evakuasinya susah jadi ini mah harus nunggu sampai kondisi air laut kembali normal, mudah-mudahan perahu serta jaringnya tidak sampai rusak,” kata Sarimin sedikit cemas.
Sementara itu, Wempi nelayan Bagang mengatakan pancaroba yang terjadi setiap lima tahun sekali itu membuat sebagian masyarakat Pangandaran panik. “Pangandaran mempunyai kisah pilu pada tahun 2006 saat tsunami melanda. Ketika pancaroba yang terbilang besar ini hingga merusak ratusan warung dan perahu hancur sebagian warga milih mengungsi,” paparnya.
“Pancaroba kali ini sejak pukul 09:00 tadi pagi hingga sekarang sore hari semakin membesar saja, bahkan perahu milik nelayan ada yang tenggelam bahkan patah jadi dua,” kata Wempi.
Wempi berharap pihak pemerintah segera turun tangan dalam menyikapi bencana ini. “Sejak terjadinya pancaroba, saya tidak lihat adanya pihak pemerintah melalui dinas terkait turun atau meninjau ke lokasi bencana,” pungkasnya. cakrawalamedia.co.id (Andriansyah)