News

Food Garden, Inovasi Mahasiswa KKN 37 UNSIL untuk Ketahanan Pangan Desa Cipatujah

205
×

Food Garden, Inovasi Mahasiswa KKN 37 UNSIL untuk Ketahanan Pangan Desa Cipatujah

Sebarkan artikel ini

KAB.TASIK (CM) – Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 37 dari Universitas Siliwangi (UNSIL) berhasil melaksanakan program unggulan mereka yang bertajuk Food Garden di wilayah RW 05 Dusun Sukajaya, Desa Cipatujah, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya.

Program ini mengusung tema “Transformasi Berkelanjutan untuk Meningkatkan Kesehatan, Pendidikan, dan Ekonomi melalui Pertanian.”

Food Garden dirancang sebagai area multifungsi yang mengintegrasikan berbagai elemen pertanian berkelanjutan dalam satu sistem yang terpadu. Program ini hadir sebagai solusi inovatif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penerapan teknologi pertanian yang modern.

Food Garden yang dikembangkan oleh KKN 37 UNSIL bukan sekadar area pertanian biasa. Program ini memadukan berbagai teknik pertanian yang modern, ramah lingkungan, dan bernilai ekonomi tinggi.

Baca juga: Dukung Ketahanan Pangan, Pemkab Tasikmalaya dan Forkopimda Gelar Penanaman Jagung Serentak

Adapun beberapa komponen utama dalam Food Garden meliputi:

  1. Tanaman Hidroponik
    Teknologi pertanian tanpa tanah ini memungkinkan budidaya sayuran organik di lahan terbatas.
  2. Budikdamber (Budidaya Ikan Lele dalam Ember)
    Sistem budidaya ikan lele ini hemat tempat dan efisien, sehingga cocok diaplikasikan di pekarangan rumah.
  3. Budidaya Maggot dalam Ember
    Maggot, atau larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF), memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai pakan ternak alami.
  4. Tanaman Apotek Hidup
    Beragam tanaman herbal seperti rosela dan mint ditanam untuk manfaat kesehatan sekaligus memiliki nilai jual.
  5. Kompos Cair
    Limbah organik diolah menjadi pupuk cair untuk meningkatkan kesuburan tanah secara alami.

Baca juga: Wujudkan Indonesia Emas 2045, DPRD Kabupaten Tasikmalaya Dukung Program Ketahanan Pangan

Program Food Garden ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga berkontribusi pada pembukaan peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.

Ketua Pelaksana KKN 37 UNSIL, Iif Miftah Fahrudin, menyampaikan bahwa program ini hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat dalam mengoptimalkan potensi lokal sektor pertanian.

“Desa Cipatujah memiliki kondisi geografis yang subur dan potensial untuk pengembangan pertanian. Namun, kendala yang sering muncul adalah kurangnya akses terhadap teknologi pertanian modern serta minimnya pemahaman tentang sistem pertanian berkelanjutan,” ujar Iif.

Melalui Food Garden, mahasiswa KKN 37 UNSIL berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat dan penerapan teknologi pertanian modern yang sederhana dan dapat dilakukan di lingkungan rumah masing-masing.

Salah satu fokus utama dari Food Garden adalah dampaknya terhadap ekonomi masyarakat. Iif menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk mendukung kesejahteraan finansial warga setempat.

“Budidaya maggot memiliki potensi pasar yang tinggi karena saat ini masih jarang dikelola. Selain itu, metode Budikdamber sangat menguntungkan karena dapat diaplikasikan di lahan kecil. Begitu pula dengan hidroponik, yang memungkinkan warga menanam sayuran organik untuk konsumsi pribadi maupun dijual,” ungkapnya.

Tanaman apotek hidup seperti rosela juga memiliki nilai ekonomi yang signifikan, dengan harga jual di pasar daring mencapai Rp120.000 hingga Rp200.000 per kilogram.

Selain aspek ekonomi, program ini juga memberikan manfaat bagi kesehatan masyarakat. Dengan menanam tanaman herbal, warga dapat memiliki sumber obat alami yang terjangkau.

“Kami menanam sekitar 20 jenis tanaman apotek hidup, seperti rosela dan mint, yang memiliki banyak manfaat kesehatan. Harapannya, ini dapat membantu masyarakat menjaga kesehatan dengan cara yang mudah dan murah,” tambah Iif.

Keberhasilan Food Garden ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk perangkat desa setempat. Kepala Desa Cipatujah, Acep Suryaman, berharap program ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat dalam mengadopsi praktik pertanian modern.

“Kami optimis bahwa program Food Garden ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga memperkuat ekonomi warga. Kami yakin program ini akan meningkatkan kemandirian masyarakat, kesejahteraan, dan menciptakan lingkungan yang lebih produktif,” ujar Acep.

Ketua BPD Desa Cipatujah, Heri Hernawan, juga memberikan apresiasi terhadap inisiatif ini.

Food Garden dapat menjadi model bagi KKN berikutnya. Jika ada kelompok KKN baru yang datang, saya akan mempromosikan program ini. Saya yakin seiring waktu, hasilnya akan semakin berkembang. Kami juga akan memastikan keberlanjutan program ini bersama mahasiswa,” jelas Heri.

Dengan dedikasi para peserta KKN, Food Garden diharapkan menjadi program berkelanjutan yang terus memberikan manfaat jangka panjang.

Program Food Garden yang diinisiasi KKN 37 UNSIL ini telah menjadi solusi inovatif dalam sektor pertanian berkelanjutan, dengan dampak positif pada ekonomi, kesehatan, dan edukasi masyarakat.

“Semoga keberhasilan program ini terus berlanjut dan berkembang sehingga manfaatnya semakin luas dirasakan oleh masyarakat,” tutup Iif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *