JAKARTA, (CAMEON) – Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Bachtiar Nasir, mengatakan, dentuman demo 2 Desember 2016 bisa tiga kali lipat lebih kuat dibanding unjuk rasa 1998.
Menurutnya, unjuk rasa yang akan digelar pada 2 Desember 2016 nanti itu digerakkan oleh kekuatan iman yang menghujam di hati. Ia menampik jika rencana aksi tersebut merupakan bagian dari upaya makar.
Tuduhan adanya dana yang mengalir dari Cikeas (SBY) pun merupakan isapan jempol. “Kami tidak ada hubungan sehelai benang pun dengan SBY. Kita digerakkan oleh Almaidah 51,” tandasnya dalam pertemuaanya dengan umat Islam di Solo, Jumat, 25 November 2016.
Ia menyebutkan, saat ini ada gerakan sosial dan politik yang didukung oleh kekuatan besar; kekuatan politik, kapitalis, dan komunis yang hendak menjahiliyahkan Indonesia. “Mereka menginginkan tidak perlu ada lagi yang namanya Ketuhanan Yang Maha Esa. Mereka ingin, Ketuhanan saja. Tanpa Yang Maha Esa. Mau tuhannya kodok, tuhannya tembok, pokoknya bertuhan. Gerakan liberalisme dan komunisme sedang menuju ke sana,” tuturnya.
Mereka juga, sambungnya, menginginkan di Indonesia tidak ada kemanusiaan yang beradab. Lesbian, gay, biseksual, dan transgender dianggap bukan masalah. “Mereka juga tidak ingin Indonesia bersatu. Mereka ingin Indonesia jadi bagian ultra Tiongkok,” sebutnya.
Menurutnya, “Ada hukum jahiliyah yang ingin mereka terapkan di Indonesia. Kita orang beriman, percaya hukum Allah lebih segalanya. Tidak ada hukum yang lebih kuat selain hukum Allah SWT.” (pey)
