INSPIRASI

Stop KDRT dan Kekerasan Anak! Marilah Bersenam Ria

43
×

Stop KDRT dan Kekerasan Anak! Marilah Bersenam Ria

Sebarkan artikel ini
Stop KDRT dan Kekerasan Anak! Marilah Bersenam Ria

BANDUNG BARAT, (CAMEON)-Sudahlah. Menyongsong 2017 ini mari jauhi setiap praktek Kekeran Dalam Rumah Tangga (KDRT) apalagi hingga terjadi kekerasan terhadap anak.

Ada berbagai cara yang dilakukan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bandung Barat (KBB), untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Kali ini, P2TP2A KBB berkampanye melalui senam sehat dan senam jantung, yang diselenggarakan pada Jumat (30/12/2016), di Plasa Komplek Pemda KBB, Ngamprah.

Tidak kurang dari 1.500 orang dari berbagai komunitas senam se- KBB mengikuti senam sehat tersebut dengan cukup antusias. Mereka aktif bergerak bersama dengan memasang wajah ceria dan penuh semangat.

Semakin lengkap, karena saat senam tersebut Ketua P2TP2A KBB, Hj.Elin S. Abubakar ikut bergabung. Istri Bupati Abubakar ini larut. Mereka bersenam ria dengan semangat.

Begitu juga para pengurus P2TP2A serta sejumlah pejabat lainnya berbaur bergerak bersama dengan instruktur senamnya. Tidak sedikit ibu-ibu yang berusia remaja dan lanjut, memanfaatkan kegiatan tersebut berselfie ria dengan Hj.Elin dan Bupati Bandung Barat H.Abubakar, yang hadir disaat senam tengah berjalan.

Menurut Hj.Elin S Abubakar, pesan khusus yang disampaikan dalam acara tersebut tentang stop KDRT, trafacking dan narkoba. Atau dengan kata lain, Elin menyerukan agar bisa mengakhiri kekerasan pada perempuan dan anak, akhiri perdagangan manusia dan akhiri ketidakadilan akses ekonomi untuk perempuan.

“Kita (P2TP2A) secara terus menerus melakukan berbagai upaya pencegahan agar tidak terjadi lagi kasus-kasus itu. Salah satunya berkampanye melalui kegiatan senam ini,” ujarnya, selepas senam.

Meski berbagai upaya telah dilakukan, namun pada kenyataannya kasus KDRT tersebut masih saja terjadi. Pada tahun 2016, kasus KDRT di KBB terjadi 22 kasus.

Namun ia menyayangkan karena di penghujung tahun 2016, tepatnya minggu terakhir Desember terjadi tiga kasus lagi. Ketiga-tiganya menimpa anak.

“Karena kasus itu telah terjadi maka peran P2TP2A, dalam hal ini melakukan pendampingan hingga kasusnya diharapkan tertuntaskan,” imbuhnya.

Masih terjadinya kasus KDRT tersebut, Elin berpendapat selama ini kemungkinan masih minimnya pemahaman masyarakat akan tindakan-tindakan tersebut yang dikategorikan sebagai tindakan pidana.

“Mungkin pelakunya tidak menyadari kalau itu termasuk tindakan pidana sehingga seperti tindakan biasa-biasa saja. Jadi melalui kampanye seperti ini, kita berupaya untuk mencegah terjadinya KDRT, trafiching dan narkoba,” tuturnya lagi.

Terkait kegiatan senam tersebut, Elin menyatakan kegembiraannya karena ternyata pesertanya cukup antusias. Hal itu membuktikan jika telah terjadi jalinan komunikasi antara P2TP2A dengan komunitas-komunitas senam.

“Yang hadir di sini ada dari SSI (Senam Sehat Indonesia), Bandung Barat Sehat, Senam Aerobik dan bahkan dari Muslimat NU. Saya selalu berkomunikasi dengan para ketuanya, untuk menyampaikan kampanye Stop KDRT dan sebagainya,” terangnya.

Di tempat yang sama Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Perempuan , Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) KBB Asep Ilyas mengungkapkan tiga kasus terjadi di Lembang, Cisarua dan Gununghalu.

“Kalau yang di Lembang, kasusnya menimpa anak yang tidak diharapkan kehadirannya. Orangtuanya menginginkan anak laki-laki karena anak lainnya perempuan semua, tapi ketika lahir malah perempuan lagi. Jadi semacan ada penolakan kepada anak dengan perlakuan kasar. Kini anaknya ada yang ngadopsi dan orangtuanya dalam pantauan pihak berwajib,” ungkapnya. (Ginan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *