KOTA BANDUNG (CM) – Komunitas Bengkimut dan Elmuloka mengajak anak untuk mengenal sejarah Kota Bandung. Kegiatan yang mengasyikan ini mereka lakukan di museum Geologi dan Sri Baduga Bandung, dengan tujuan agar anak lebih mengenal tentang sejarah Kota Bandung.
Museum merupakan satu tempat yang mungkin saja banyak yang menganggap kuno dan membosankan bagi sebagian orang. Apalagi bagi seorang pelajar, jika bukan tugas dari sekolah, mungkin sebagian mereka enggan untuk mengunjungi tempat yang banyak barang-barang bersejarah ini.
Komunitas Bengkel Kriya Imut (Bengkimut) justru mengajak anak-anak setingkat SD untuk mau belajar dan bermain di Museum. Tujuannya, agar anak-anak ini mau mengenali tentang benda-benda kuno yang ada di Museum.
Akhir pekan lalu, komunitas yang selalu mengajak anak-anak untuk bercerita ini, menggelar kegiatan yang bernama Ngenalkeun Bandung Baheula. Kegiatan ini mereka gelar selama dua hari di dua tempat yang berbeda. Museum Geologi dan Museum Sri Baduga Bandung.
Sasaran mereka, tentu saja dengan mengajak anak-anak setingkat SD untuk mau belajar dan mengenal tentang sejarah Kota Bandung. Sejumlah anak-anak ini berasal dari berbagai sekolah yang berbeda. Ada yang dari SD Gagasceria, Semi Palar, bahkan ada pula siswa SD dari Kota Jakarta yang tengah mengisi liburan di Kota Bandung ini.
Dengan di pandu oleh sang pembimbing, anak-anak ini mengikuti dan menyimak penjelasan dari para pembimbing ketika menjelaskan satu persatu tentang sejarah Kota Bandung yang mungkin saja belum mereka ketahui sebelumnya. Tampak terlihat mereka pun menyambut baik gelaran yang memberikan nilai edukasi bagi mereka ini.
“Sebetulnya ini kegiatan anak-anak belajar tapi menyenangkan. Kita datang ke Museum Sri Baduga untuk mengenal tentang sejarah Bandung, kemarin ke Museum Geologi. Anak-anak kita kenalkan secara georgrafi, Bandung itu dulunya danau,” kata Fasilitator komunitas Bengkimut, Claudine Patricia.
Dia mengatakan, di Museum Sri Baduga, pihaknya mengenalkan banyak tentang sejarah Kota Bandung. Misalnya saja, mengenalkan peradaban di tanah Sunda, perkembangan kuburan batu, gua pawon, danau Bandung sampai dengan perubahan kepercayaan di Jabar, mulai dari adanya Hindu, Budha dan lainnya.
“Ini kegiatan belajar sambil bermain. Jadi anak-anak tidak hanya belajar di kelas saja.
Kemarin di Geologi, anak-anak dikenalkan tentang morfologi bumi, kita juga mengenalkan lapisan bumi, bebatuan dan fungsi-fungsinya dan lainnya,” paparnya.
Bukan tanpa alasan pihaknya menggelar kegiatan yang memberikan nilai edukasi bagi siswa-siswi ini. Sebagai generasi penerus bangsa, pihaknya ingin anak-anak ini mengenal betul tentang Kota Bandung itu seperti apa, sejarahnya seperti apa, namun belajarnya tidak seformal di dalam kelas, tapi lebih ke praktik dan mengalaminya langsung.
“Dengan belajar seperti ini kan, supaya mereka juga tidak merasa bosan belajar di dalam kelas. Belajar itu tidak melulu dari buku,” ujarnya.
Kegiatan yang cukup positif ini, rupanya disambut baik oleh anak-anak yang tengah mengikuti pada saat itu. Seluruh siswa yang sedikitnya berjumlah 17 siswa ini terlihat cukup senang, di tempat itu mereka bisa mendapatkan ilmu baru yang mungkin saja belum pernah mereka dapatkan di bangku sekolah.
“Respon dari anak-anaknya, mereka antusias. Menurut saya ketertarikan anak-anak untuk main ke museum itu sudah cukup baik, hanya saja harus ada pembimbingnya yang menjelaskan di museum. Ketertarikan mereka akan tumbuh kalau ada yang mendampingi,” paparnya.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, dia berharap, bisa menjadi alternatif bagi siswa untuk belajar tentang sejarah, namun dengan cara yang menyenangkan seperti ini. Selain itu, melalui kegiatan ini bisa memberikan manfaat bagi siswa yang mengikutinya.
“Kita ingin memberi pengalaman terbaik, mungkin di situ mereka bisa terinsipirasi jadi ahli sejarah. Secara umum, kita ingin ngasih liat ke orangtua, kegiatan seperti ini gak sulit-sulit amat, bisa juga dilakukan orangtua,” tambahnya. (kky)