GARUT, (CAMEON) – Tak hanya menyisakan kesedihan karena harta benda dan keluarga yang hilang akibat banjir bandang yang menimpa di Desa Cimacan Tarogong Garut Jawa Barat, Selasa ( 20/09 ).
Kini para pengungsi juga terpaksa harus hidup di posko-posko penampungan, salah satunya di posko Korem 062 Tarumanegara.
Sejumlah pengungsi wanita mengeluhkan minimnya alat pembalut bagi mereka yang tengah menstruasi dan selimut bagi keluarga mereka.
“ Seueur nu nuju menstruasi bapak janten peryogi pisan pembalut, da ari ngagaleuh panginteun kedah ngangge artos, pimanaeun teuing (Banyak wanita yang menstruasi, jadi sangat perlu pembalut untuk beli ya kami jelas ga punya uang untuk persedian ke depan Pak,“ ujar Ny. Eti salah seorang pengungsi.
Hal ini juga dibenarkan oleh Kasilog Korem 062 Tarumenagara, Letkol Inf Asep Amir, bahwa sejauh ini pasokan bantuan dari masyarakat memang terus berdatangan dan cukup bervariatif, hingga gudang di posko Korem maupun Kodim sendiri sudah sangat penuh.
Meski demikian sejumlah pengungsi wanita banyak yang mengeluhkan minimnya pembalut dan selimut, karena bantuan atau sumbangan yang datang umumnya makanan dan baju layak pakai.
“Umumnya pengungsi wanita dan ibu-ibu, yang memang sangat membutuhkan jenis pembalut dan pakaian dalaman,“ ujar Letkol Inf Asep Amir.
Sementara untuk penyalurannya, pihaknya masih harus menginventarisir data pengungsi yang masih fluktuatif karena banyaknya jumlah pengungsi yang tersebar di 11 titik posko di Kab Garut.
“Kita masih inventarisir, karena data pengsungsi belum fix tapi jelas kita prioritaskan pendistribusian makanan dan sandang yang jelas-jelas rumahnya terdampak banjir,“ terangnya. cakrawalamedia.co.id ( dzm )
