News

Hadapi Revolusi Industri 4.0, Unsil Gelar Pelatihan Digitalisasi Teks Hikayat untuk Guru SMK

229
×

Hadapi Revolusi Industri 4.0, Unsil Gelar Pelatihan Digitalisasi Teks Hikayat untuk Guru SMK

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIK (CM) – Dalam upaya mendukung prinsip merdeka belajar dan menghadapi tantangan era digital, tim dosen Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya menggelar pelatihan inovatif yang mengubah teks hikayat menjadi format digital, menginspirasi para guru Bahasa Indonesia SMK se-Kota Tasikmalaya untuk lebih adaptif dan kreatif.

Pelatihan ini diselenggarakan selama dua hari, dari Sabtu hingga Minggu (20-21 Juli 2024), bertempat di SMKN 1 Kota Tasikmalaya, dengan diikuti oleh 25 peserta dari 51 sekolah yang ada di kota tersebut.

Acara ini merupakan bagian dari inisiatif mendukung prinsip merdeka belajar yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).

Tujuannya adalah untuk mewujudkan pendidikan yang menyeluruh, memfasilitasi guru dalam menyiapkan materi ajar yang relevan dengan era digital, serta menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0.

Dr. Titin Setiartin, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Unsil, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari tanggung jawab LPPM Unsil untuk menghadapi tantangan global.

“Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara Tim PPM Unsil dan MGMP Bahasa Indonesia SMK Kota Tasikmalaya selama dua hari. Para guru yang tergabung dalam MGMP memiliki koneksi dengan semua sekolah, baik negeri maupun swasta di Kota Tasikmalaya,” ujar Dr. Titin pada saat ditemui, Minggu, 21 Juli 2024.

Baca Juga: KPU Kota Tasikmalaya Perkuat Pemahaman Hukum untuk Sukseskan Pilkada 2024

Beliau juga menambahkan bahwa kegiatan ini melibatkan anggota tim pengabdian masyarakat lainnya seperti Dr. Iis Lisnawati dan Siti Pitrianti, M.Pd, serta mahasiswa Siti Papat Fatimah dan Mita Nurmala.

Harapannya, pelatihan ini dapat berkontribusi dalam peningkatan kompetensi guru Bahasa Indonesia di SMK agar mereka menjadi lebih profesional dan kompetitif.

“Melalui pelatihan ini, kami berharap dapat mendukung peningkatan kompetensi guru Bahasa Indonesia, terutama dalam menghadapi era digital. Pelatihan ini bertujuan agar para guru dapat lebih adaptif terhadap multiliterasi digital dalam proses pembelajaran,” tambah Dr. Titin.

Ketua MGMP Bahasa Indonesia SMK Kota Tasikmalaya, Asep Irawan Takhyana, yang juga bertindak sebagai ketua pelaksana pelatihan, menegaskan pentingnya kegiatan ini untuk memperkuat kompetensi profesional para guru.

“Tantangan bagi guru Bahasa Indonesia sangat besar, terutama dalam menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan bidang vokasi peserta didik,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Sekolah SMKN 1 Kota Tasikmalaya, Dr. Wawan, memberikan sambutan positif dan apresiasi terhadap kegiatan ini.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berharap para guru akan menjadi lebih profesional serta mampu mencetak lulusan SMK yang unggul dan siap bersaing di pasar global,” katanya.

Sementara itu, Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XII, Disdik Jawa Barat, Dedi Suryadin, menekankan peran penting guru dalam proses transformasi pendidikan.

“Guru harus melindungi peserta didik dari berbagai bentuk kekerasan, baik fisik maupun verbal. Penguatan dasar untuk mengubah teks menjadi gambar dan mentransformasi narasi hikayat menjadi elemen visual dengan perangkat lunak animasi adalah langkah krusial dalam mempersiapkan pembelajaran berbasis digital,” jelas Dedi.

Pelatihan ini memberikan pengetahuan dasar tentang transformasi teks menjadi visual dan animasi, penyusunan cerita, serta perubahan narasi hikayat menjadi elemen visual. Diharapkan hasil dari pelatihan ini berupa film animasi yang dapat dipublikasikan di YouTube.

“Kegiatan pelatihan ini mendapatkan respons yang sangat positif, dengan peserta menunjukkan antusiasme tinggi dan pemahaman yang baik terhadap materi yang disampaikan,” tutur Dedi Suryadin.

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, katanya, pelatihan ini tidak hanya meningkatkan kompetensi guru, tetapi juga membuka jalan bagi terciptanya pembelajaran yang lebih relevan dan menarik di era digital.

“Sehingga diharapkan mampu mencetak lulusan SMK yang unggul dan siap bersaing di kancah global,” tutup Dedi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *