News

Demo Damai 4 November, Sikap Tak Terhormat Jokowi, dan Metro Tv yang Diusir

305
×

Demo Damai 4 November, Sikap Tak Terhormat Jokowi, dan Metro Tv yang Diusir

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, (CAMEON) – Unjuk rasa ratusan ribu umat Islam di depan Istana Jakarta, Jumat, 4 November 2016, menuai banyak pujian. Kendati jumlahnya sangat banyak, demonstrasi berlangsung damai. Terorganisir. Bukan hanya siaga tim medis, tapi juga ada kelompok pembersih sampah.

Sejak awal hingga petang, penyampaian aspirasi berlangsung tertib. Massa mampu mengendalikan diri. Namun, usai Isya, kerumunan dikagetkan dengan tembakan gas air mata. Demo ricuh. Beruntung itu tak berlangsung lama.

Di tengah harapan besar pengunjuk rasa untuk bertemu Presiden Joko Widodo, sang presiden malah angkat kaki dari Istana. Ia meninjau proyek di Bandara Soekarno-Hatta. Hashtag #PresidenKemana jadi trending topics.

Salah seorang netizen sampai membuat meme berita orang hilang. “Dicari seorang yang pergi meninggalkan istananya dari pagi sampai sore hari ini belum pulang tanpa kabar. Ciri-ciri: baju kemeja putih, celana hitam, rambut lurus belah samping. Bagi yang menemukan harap diantar kembali ke istana,” begitu isi berita orang hilang yang dituitkan bersama foto Joko Widodo.

“Bertemu pelawak ada waktu. Bertemu pelaku kerusuhan Tolikara siap selalu. Bertemu ulama aksi damai 4 November #PresidenKemana #PresidenKabur,” tulis Daur Yusuf.

Unjuk rasa tersebut bukan hanya di Jakarta. Dalam waktu bersamaan, daerah lain turut gelar aksi, seperti di Medan. Malah, di Medan ini pengunjuk rasa yang berkumpul di halaman Masjid Agung mengusir mobil siaran Metro Tv, sedangkan mobil MNC dibiarkan.

Mobil Metro Tv yang standby di Istiqlal pun diusir. Mereka menilai selama ini pemberitaan Metro Tv selalu merugikan umat Islam. Dalam grup WA tersebar ajakan untuk menjadikan Metro Tv sebagai musuh besar umat Islam.

Selama ini publik mengetahui kalau Metro Tv merupakan milik Surya Paloh. Konon, televisi itu milik James Riady dan Antony Salim. Dijelaskan, Metro Tv berada di bawah PT Media Televisi Indonesia (MTI). MTI sendiri merupakan anak perusahaan PT Multipolar Lippo Grup yang merupakan kerajaan bisnis James Riady. (pey)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *