KOTA TASIKMALAYA (CM) – Sebanyak 800 orang pelajar mulai tingkat SD, SMP, SMA, mahasiswa hingga kelas karyawan mengikuti ujian kenaikan tingkat Taekwondo periode III Tahun 2018, di Jalan Martadinata di Gedung Serbagauna STIMIX di wilayah Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, Minggu (30/09/2018). Master Taekwondo Pengcab Kota Tasikmalaya, Agus Rolex, mengatakan ujian tersebut telah menjadi kalender Pengcab yang dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. Seluruh peserta ujian hasil daripada binaan dan gemblengan para pelatih di sekitar 50 club dojang Taekwondo di Kota Tasik.
“Di kejuaran nanti kan sabuk putih tidak boleh mengikuti pertandingan, karena ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan salah satunya melalui ujian ini. Apalagi saat ini Taekwondo sudah mendunia secara otomatis memiliki jenjang seperti halnya, prakadet, kadet, junior, dan senior,” papar Agus. Sedangkan, lanjut dia, di kejuaraannya memiliki tahapan yang disebut prakadet, mulai se usia SD kelas 1-6 , kadet mulai jenjang SMP kelas 11-12, junior batasa usia 17, senior mulai batas usia 17 dan seterusnya.
Tak hanya itu, kata Agus, ada banyak manfaat ikut kejuaraan yakni selain bisa dijadikan pemacu, pemicu meraih prestasi baik di tingkat regional, nasional, maupun Internasional juga bisa dijadikan jembatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Bahkan, saat ini sudah menjadi pelajaran mata kuliah salah satunya di Universitas Negeri Siliwangi.
“Jangan lupa, keberadaan Taekwondo diciptakan bukan untuk mencetak percari kerja, tetapi untuk meraih prestasi baik di sekolah dasar maupun perguruan tinggi. Maka sasarannya para pelajar. Kalau sudah berhasil dalam meraih prestasi, mudah-mudahan ke depan yang sekarang bisa bekerja paling tidak sebagai PNS, Dokter, Akabri, kepolisian dan lainnya. Apalagi saat ini telah menunjukan bahwa jebolan atlet Taekwondo sudah ada yang menjadi PNS, TNI, Polisi di berbagai angkatan seperti Kopasus dan lainnya,” ujar dia.
Agus menambahkan, atlet Taekwondo Kota Tasikmalaya siap menghadapi kejuaraan pada Porda 2022 yang akan dilaksanakan di Kota Tasikmalaya nanti. Namun demikian, untuk mendorong kejuaraan pada Porda pihaknya meminta pemerintah melalui KONI untuk menyediakan sarana dan perasarana atlet atau yang disebut Pusat Pelatihan Pelajar Daerah (PPLPD) yang merupakan ruhnya olahraga untuk mencetak para juara dan itu sudah dibuktikan oleh Kabupaten Bogor yang telah mampu meraihnya sebagai juara umum pada Porda lalu.
“Bagi kami, menjelang Porda untuk atlet tak masalah, produknya sudah siap untuk mengejar target 10 emas, 10 perak, dan 10 perunggu. Itu bisa dilihat, masa dari 800 yang ikut ujian sekarang ini tidak mampu mencetak atlet paling sedikit 10 orang,” ungkapnya. Menurutnya, hal itu ini harus menjadi tantangan bagi pemerintah daerah untuk memajukan dunia olahraga, karena dampak positif dari olahraga selain untuk mencetak atlet bakal mampu mencetak akhlak perilaku baik, menjauhi yang negatif seperti tawuran dan berbagai penyakit masyarakat.
Agus menilai, olahraga di Kota Tasik kurang berkembang, pasalnya Wali Kota Tasikmalaya nampak tidak begitu sungguh-sungguh memperhatikan sarana dan fasilitas olahraga. Sementara, Ketua KONI Kota Tasikmalaya, Eddy Sumardi, mengapresiasi keberadaan Taekwondo sejak dulu. “Tentu jumlah 800 itu sangat luar biasa. Menandakan organisasi Taekwondo sudah semakin pesat, artinya struktur organisasinya juga sangat sehat,” katanya.
Menurutnya, dengan target raihgan medali tak hanya dapat memberikan dampak baik pada organisasi Taekwondo, tetapi akan memberikan dampak positf pada pemerintah daerah. Dengan demikian, pihaknya akan terus mendorong dan memberikan motivasi dengan memperhatikan kebutuhan pembinaan yang lebih baik kepada semua cabor olahraga termasuk beladiri Taekwondo sesuai dengan kemampuan KONI. (Edi Mulyana)