SELANDIA BARU (CAMEON) – Ketika mendengar kata cacing, dalam benak kita pasti langsung terbayang hewan berwarna coklat yang bentuknya panjang dan hidupnya dalam tanah. Tapi jangan salah, kalau cacing yang satu ini jauh dari bayangan kita.
Cacing yang satu ini memang banyak dicari orang. Tapi bukan untuk obat tipes seperti cacing tanah, melainkan karena keindahannya.
“Glow worm” atau cacing bercahaya, itulah nama cacing tersebut yang ada di Selandia Baru.
Sebuah gua di Selandia Baru di langit-langitnya terdapat ratusan bahkan ribuan glow worm. Ketika masuk ke gua tersebut, kita tidak akan menyangka kalau benda yang berkelap-kelip kebiruan itu adalah sekumpulan cacing.
Cacing mungil ini bergelantungan di langit-langit gua hingga seperti kerlip bintang yang sangat indah.
Populasi yang cukup besar yang diberi nama Arachnocampa luminosa tersebut hanya dapat di temukan di Selandia Baru. Penamaan itu sendiri diberikan karena mengeluarkan semacam perangkap sutra laba-laba yang bercahaya.
Sejumlah ilmuwan bertanya-tanya tentang asal cahaya yang dikeluarkan oleh cacing ini. Namun, keajaiban alam ini sulit untuk dipahami.
Seorang Zoologi dari Universitas Wina, Austria, Janek von Byern, mencoba memecahkan asal cahaya cacing ini. Ia berbulan-bulan di dua gua gelap untuk mempelajari lem lengket bercahaya cacing tersebut.
Hasil yang sangat menakjubkan sudah diterbitkan dalam jurnal PLOS One. Glow worm ternyata bukan memiliki kemampuan khusus untuk bisa menempel dan menggantung di langit-langit gua, namun karena cacing tersebut membuat semacam jaring sutra laba-laba yang dimanfaatkan untuk berjalan dan menjerat mangsa.
Agar mangsa terperangkap di jaring sutranya, cacing ini memuntahkan semacam lendir lengket yang terdiri dari 99 persen air dan 1 persen protein, garam, dan seperti urea.
Cahaya itu sendiri dibuat cacing tersebut untuk menarik mangsa dan menjeratnya. Dengan cara ini, glow worm dapat bertahan hidup di dalam gua. (DS)
