News

Window of Indonesia Resmi Warnai Floating Market Lembang

249
×

Window of Indonesia Resmi Warnai Floating Market Lembang

Sebarkan artikel ini

BANDUNG BARAT (CM) – Bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-73, Floating Market Lembang resmi membuka destinasi wahana baru untuk pengunjungnya yang diberi nama “Window of Indonesia” pada Jum’at (17/08/2018).

Pembukaan berlangsung sekitar sepuluh menit diwarnai dengan penampilan tarian tradisional yang berasal dari Sabang sampai Merauke. Ada pula sisingaan khas Kabupaten Subang, serta ramainya para model yang berlenggak-lenggok mengenakan berbagai macam kostum tradisional dari seluruh pelosok Nusantara.

Dibukanya wahana baru tersebut bertujuan sebagai sarana edukasi bagi pengunjung agar mengetahui adat istiadat kebudayaan lokal. Nantinya pengunjung bisa menyewa kostum tradisional khas adat se-tanah air..

Seni yang dikolaborasikan dengan budaya nampaknya menjadi magnet bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara agar betah berkunjung ke tanah pasundan, ibu kota Priangan, dan usaha itu pun ternyata membuahkan hasil.

Popong Sopia S.Sen mengatakan bahwa Original Rekor Indonesia memberikan apresiasi kepada para Duta Seni yang mengekspresikan tari Nusantara dengan mengkolaborasikan berbagai macam kesenian.

Selain dibukanya Window of Indonesia, Raibow Garden juga menjadi tempat favorit untuk berfoto selfie di Floating Market karena ada yang unik yakni beberapa jenis tanaman seperti Miana, Aster dan daun Mawar adalah jenis tanaman di Rainbow Garden yang bisa dimakan.

“Tanaman di sini kebanyakan berasal dari petani lokal Lembang, ada beberapa yang bisa dikonsumsi seperti Miana, Aster, dan daun Mawar yang biasanya banyak dipergunakan sebagai garnish di restaurant,” ungkap  Intania Setiati selaku Public Relation di Floating Market Lembang.

Selain dapat berfoto-foto selfie, lanjutnya, tempat yang identik dengan kota-kota kuno di Eropa dan Amerika atau “Kota Mini” di Floating Market nampaknya menjadi destinasi yang wajib dikunjungi. Leni, selaku  Marketing Operasional di Kota Mini menyebut jika wahana tersebut bisa memberikan edukasi kepada anak-anak agar menjadi pemberani dan tidak jadi pemalu. “Di sini ada museum discovery, lalu ada pula mirror centre. Anak-anak selain belajar bisa sambil bermain, dari yang tidak tahu menjadi tahu. Di sini anak-anak bisa belajar jadi polisi, peneliti, dan pemadam kebakaran,” katanya.

Kostum ala Amerika Kuno dan Eropa Klasik pun menjadi ciri khas Kota Mini. Di wahana itu pengunjung juga bisa menyewa kostum yang kisaran harganya dipatok Rp 75.000 maksimun untuk pemakaian selama satu jam.

Salah satu pengunjung dari Jakarta, Sofi mengaku senang menggunakan kostum ala Amerika Kuno. Dirinya bukan sekali saja berkunjung ke Floating Market. “Saya berkunjung ke sini bulan kemarin, kemudian lanjut berkunjung lagi sekarang, bulan lalu enggak sewa kostum. Kostumnya nyaman sih berat dikit enggak masalah,” ujar ia.

Kostum-kostum tersebut banyak digemari oleh wisatawan, apalagi nanti jika operasional “Window of Indonesia” sudah berjalan maka pengunjung dapat dengan mudah menyewa kostum tradisional Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. “Mari kita budayakan kearifan lokal. Zaman boleh saja semakin canggih, namun kearifan lokal harus tetap dijaga agar jati diri bangsa tidak hilang tergerus arus globalisasi,” tandasnya. (Intan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *