BANDUNG, (CAMEON) – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, akan menargetkan jumlah Wisman dan Wisnus ke Jawa Barat akan berada di bawah Bali. Bahkan pihaknya yakin jumlah wisman mencapai 10 juta orang dan Wisnus sekitar 60 juta orang.
“Kita yakin hal itu akan tercapai tahun ini dan tahun depan bisa lebih,” kata Kadisparbud Jawa Barat, Ida Hernida di Trans Luxury, Senin (25/7).
Adapun kegiatan yang akan ditampilkan pada tahun ini yang akan menyedot kunjungan wisatawan diantaranya festival geopark Ciletuh yang akan diselenggarakan akhir Agustus mendatang. Pihaknya juga akan menampilkan seni budaya cepet yang menjadi digelar sebagai gelaran HUT Jawa Barat.
Sedangkan, Menteri Pariwisata menargetkan sejumlah target pariwisata untuk tahun 2019. Diantaranya, memberikan kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 8 persen, peningkatan Devisa hingga Rp 280 triliun, menciptakan lapangan kerja sebanyal 13 juta orang, pergerakan wisatawan nusantara hingga 275 juta orang dan indek daya saing pariwisata Indonesia berada di rangking 30 dunia. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan targetan-targetan setiap tahunnya.
Menurut, Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya, untuk target 2016 ada empat target yang akan dicapai. Diantaranya, pergerakan wisatawan mancanegara sebanyak 12 juta orang, pergerakan wisatawan nusantara sebanyak 260 juta orang, menciptakan lapangan kerja sebanyak 11,7 juta tenaga kerja, dan memberikan PDB nasional sebesar 5 persen.
“Untuk tahun 2016, Indonesia unggul di branding dan truly Asia Malaysia. Di mana untuk branding masuk di 43 besar dan truly asia malaysia 90 besar itu mengalahkan Malaysia,” ungkapnya.
Akan tetapi, untuk wisman dan devisa Indonesia masih di bawah negara tersebut. Lanjut dia, untuk wisman mencapai 10 juta orang, jika dibandingkan dengan Malaysia yang mencapai 25 juta orang. Devisa Indonesia hanya sebesar 10 Miliyar USD. Jumlah tersebut setengah dari penghasilan Malaysia yang mencapai 20 Miliyar USD.
Diakui olehnya, jumlah tersebut masih cukup kecil. Akan dengan adanya pengampunan pajak, hal itu akan berdampak pada tingkat kunjungan wisman dan devisa. “Untuk negara lain kan seperti Malaysia dan Thailand mereka ada bebas devisa. Jadinya berpengaruh pada wisman,” ungkapnya.
Terkait anggaran, kata dia, saat ini lebih banyak dipakai untuk promosi Internasional. Sedangkan untuk destinasi pemerintah pusat terfokus kepada 10 prioritas. Untuk meningkatkan pariwisata Indonesia, tentunya perlu penggunaan standar dunia.
Dalam penggunaan tersebut, Indonesia masih lemah dalam tiga hal. Diantaranya, lingkungan, infrastruktur dan kebersihan. Untuk itu, pihaknya bertekad untuk memperbaiki hal itu.
Berdasarkan data yang ada di BPS Jawa Barat, okupansi hotel pada bulan Mei meningkat sekitar 4,74 persen dibandingkan bulan lalu. Pada bulan Mei mencapai 58,79 persen. Di mana pada hotel berbintang tingkat hunian hotel mencapai 53,34 persen. Untuk hotel non bintang mencapai 41,60 persen.
Sedangkan data wisatawan yang datang dari Bandara Husen Sastra negara menurun dari 30.806 orang menjadi 16.699 orang. Lalu di pelabuan Muarajati Cirebon meningkat dari 116 orang menjadi 142 orang. cakrawalamedia.co.id (Nta)