News

Sidang Isbat 28 Februari 2025 Tentukan Awal Ramadhan, Berpotensi Sama dengan Muhammadiyah

193
×

Sidang Isbat 28 Februari 2025 Tentukan Awal Ramadhan, Berpotensi Sama dengan Muhammadiyah

Sebarkan artikel ini

JAKARTA (CM) – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyatakan bahwa kemungkinan besar awal puasa Ramadhan 1446 Hijriah antara pemerintah dan Muhammadiyah dapat dilaksanakan secara bersamaan.

Hal ini diungkapkannya dalam konferensi pers yang digelar di Masjid Istiqlal Jakarta pada Jumat, 28 Februari 2025.

“Mohon doanya agar kita bisa memulai puasa bersama pada 1 Ramadhan. Kemungkinan besar akan bertepatan, karena posisi hilal berada di kisaran 2,5 hingga 4 derajat,” ujar Nasaruddin Umar.

Lebih lanjut, ia juga berharap bahwa perayaan Idul Fitri dapat berlangsung serentak.

“Diperkirakan saat itu posisi hilal masih dalam kondisi minus. Saya berharap dengan demikian, teman-teman dari Muhammadiyah dan NU dapat menyepakati hal ini,” tambahnya.

Menurutnya, kesamaan dalam penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri akan memberikan dampak positif bagi pelaksanaan ibadah di Indonesia.

“InsyaAllah, Indonesia adalah salah satu negara paling harmonis di dunia. Jika kita bisa berpuasa bersama, Ramadhan kali ini akan membawa keberkahan lebih banyak lagi,” tutupnya.

Prediksi Awal Ramadhan 1446 H

Berdasarkan perhitungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), 1 Ramadhan 1446 H diperkirakan jatuh pada 2 Maret 2025, berdasarkan metode hisab dan rukyat.

Namun, prediksi ini berbeda dengan ketetapan Muhammadiyah, yang menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada 1 Maret 2025.

Untuk memastikan tanggal awal puasa Ramadhan 2025, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat pada 28 Februari 2025.

Metode Penentuan Awal Ramadhan 2025

Kemenag akan menggunakan metode imkanur rukyat, yang merupakan standar yang ditetapkan oleh MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).

Menurut metode ini, hilal dianggap terlihat jika telah mencapai ketinggian minimal 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin, menyebut bahwa hilal yang memenuhi kriteria MABIMS tersebut diperkirakan hanya dapat terlihat di wilayah Aceh.

“Awal Ramadhan ini, hilal yang memenuhi kriteria tersebut hanya bisa diamati di Aceh, sementara di wilayah lainnya belum memenuhi syarat,” ujarnya dalam kanal YouTube BRIN Indonesia pada Selasa, 25 Februari 2025.

Dengan demikian, hasil sidang isbat 28 Februari 2025 akan menjadi penentu apakah awal Ramadhan tahun ini dapat disepakati bersama atau tetap berbeda antara pemerintah dan Muhammadiyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *