Kolom

Semoga Berita Sidang Kopi Maut Segera Berakhir

122
×

Semoga Berita Sidang Kopi Maut Segera Berakhir

Sebarkan artikel ini
Semoga Berita Sidang Kopi Maut Segera Berakhir
Ilustrasi

Mang KemonPesan “Japri”melalui pesan elektronik dari seorang teman aktivis perlindungan anak menyadarkan saya tentang news dan pencerahan. Pesannya sederhana, “Mari kita berdoa, semoga berita sidang kopi maut segera berakhir. Agar bangsa kita mendapatkan alternatif berita lain yang mencerahkan.”

Sejujurnya, saya adalah salah satu dari jutaan manusia yang tertarik memantau kasus “Unik” ini. Bagaimana tidak, kematian Wayan Mirna Salihin yang menyeret temannya Jessica Kumala Wongso amat sangat penuh misteri. Penasaran penikmat cerita ini melebihi sinetron yang tidak pernah habis di beberapa stasiun televisi.

Sejak kematian mendadak di restoran Olivier, lalu cerita dua taksi dan meja 54, obrolan antara Mirna, Jessica, Hani dan vera dalam grup WhatsApp, paper bag, hingga penetapan tersangka dan dikupasnya sianida dengan berbagai reaksi kimianya diberbagai media.

Berikutnya, dalam setiap persidangan selalu saja ada kejutan baru. Sungguh mengobati dahaga penonton yang haus akan kisah ending dari balada kopi maut ini. Benar-benar menjadi pusat perhatian semua rakyat Indonesia bahkan dunia.

Kepenasaranan saya pada sosok Jessica yang diduga merancang pembunuhan Mirna memang beralasan. Saya kira, para penonton lain yang berjumlah jutaan pun memiliki rasa penasaran yang sama. Itulah sebabnya, banyak stasiun televisi dan berbagai media online menyajikan durasi khusus untuk kegiatan sidang kasus ini.

Sekali lagi saya katakan, sidang lanjutan kasus kopi maut ini selalu punya cerita. Sidang kali ini, untuk ke-14 kalinya di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Bungur Raya, Kemayoran, Kamis (25/8/2016) membeberkan fakta-fakta baru. Ada agenda mendengarkan keterangan dari saksi ahli toksikologi dr I Made Agus Gelgel Wirasuta yang ditunggu sejak pekan lalu.

Namun, ada yang unik di luar persidangan. Dalam televisi, saya menyaksikan Ayah Mirna, Dharmawan Salihin yang datang ke persidangan sekitar pukul 09.00 WIB dan memberikan statmennya kepada awak media. Dia bercerita, ada misteri besar alasan anaknya dibunuh.

Saya kira, baru kali ini Dharmawan mengucapkan analisa baru. Tentang kecurigaannya pada modus pembunuhan anaknya yang memiliki rekening jumbo. “Belum saya buka. Ada rekening yang jumlahnya banyak punya Mirna. Saya masih menelusurinya di PPTK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan),” kata Dharmawan.

Sayang seribu kali sayang, sang wartawan yang sedang live itu tidak mengupas rekening dan dugaan pencucian uang yang entah punya siapa dan untuk siapa. Pembicaraan dialihkan pada dugaan, prediksi dan materi persidangan. Penonton kembali menahan rasa penarasannya.

Kembali pada pesan Japri tadi, di tengah khusuknya saya menyaksikan persidangan ke-14 itu, pesan teman saya yang merupakan aktivis perlindungan anak itu menyadarkan saya. Kira-kira, pesan tersiratnya begini, “Sudah. Hentikanlah keasyikan menonton kisah ini. Masih banyak informasi yang lebih bermanfaat.”

Saya merenung beberapa saat. Benar juga harapan teman saya tadi, semoga sidang ini cepat berakhir. Cepat ada keputusan dan ending dari kisah maut segera berakhir. Agar rasa penasaran masyarakat sudah disetop. Kembali melakukan hal-hal lain yang lebih bermanfaat.

Tadinya saya mau membalas dengan menyampaikan argumen yang mengada-ada. Seperti edukasi persidangan bagi masyarakat, atau alasan lain seperti ada hubungannya dengan pelajaran kimia atau ilmu membaca bahasa tubuh dengan sampel seorang Jessica. Untunglah, alasan-alasan itu tidak saya sampaikan melalui balasan Japri kepada teman saya itu.

Dengan jari-jari yang berat karena berusaha mengubur rasa penasaran yang bergejolak dalam hati, saya balas japri itu. “Iya, Mas. Semoga cepet selesai persidangan ini. Tidak ada banding susulan ya. Dan semoga, keadilan ditegakan di bumi pertiwi ini.”

Plong sudah hati ini. Mencoba mengalihkan channel dan meng-close berita-berita tentang kisah kopi maut. Masih banyak informasi yang jauh lebih bermanfaat. Masih banyak inspirasi yang bisa diambil banyak hikmahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *