Kolom

Butuh Solusi yang Solutif Dalam Mengatasi Tingginya Angka Kematian Ibu

251
×

Butuh Solusi yang Solutif Dalam Mengatasi Tingginya Angka Kematian Ibu

Sebarkan artikel ini
Butuh Solusi yang Solutif Dalam Mengatasi Tingginya Angka Kematian Ibu
ilustrasi melahirkan

Ibu adalah sosok yang paling berpengaruh dibalik keberhasilan seseorang. Dalam ranah yang lebih luas, para ibu inilah yang menjadi penentu kualitas suatu generasi. Sudah menjadi pemahaman bersama bahwa para ibu inilah yang berjibaku menyiapkan generasi-generasi yang tangguh demi peradaban bangsa yang gemilang.

Namun, sungguh amat disayangkan jika ternyata faktanya kesehatan para ibu ini kurang diperhatikan. Hal ini terbukti dengan angka kematian ibu yang relatif masih tinggi. Khususnya di wilayah Jawa barat saja, ternyata menjadi penyumbang angka kematian ibu yang cukup tinggi.

Seperti dilansir laman Antara.com, bahwa Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Erna Mulati mengungkap bahwa 50 persen angka kematian ibu di Indonesia disumbang oleh enam provinsi, yakni Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Sumatera Utara, dan Aceh. Hal tersebut diungkap pada acara peluncuran Program USAID-Momentum Kemitraan Indonesia dan Amerika Serikat yang diikuti melalui saluran YouTube Kementerian Kesehatan di Jakarta, Kamis, 23/09/21.

Walaupun diungkap kan bahwa penyebab kematian ibu ini di akibatkan oleh gangguan hipertensi (31,9 persen), obstetri(26,9 persen), hingga komplikasi pasca- keguguran dan infeksi pada kehamilan (9,2 persen). Namun, yang sangat kentara adalah karena para ibu saat ini begitu dibebani pekerjaan yang luar biasa.

Para ibu tidak hanya berperan sebagai pengurus di rumah tangga suaminya. Dalam artian menjaga rumah agar tetap bersih dan rapi, serta merawat anak-anak agar tubuh dan berkembang dengan baik. Tetapi juga di era sekarang ini, para ibu juga berperan sebagai pencari nafkah untuk membantu menopang perekonomian keluarga.

Berat nian tugas para ibu, dan besar kemungkinan inilah yang menjadi penyebab berbagai penyakit mudah menghinggapi fisik para ibu yang sudah lelah dengan seabrek aktivitasnya. Jika sudah seperti ini, maka siapa yang paling bertanggung jawab atas kematian para ibu ?
Terlepas dari kematian itu adalah memang takdir dari Sang Maha Kuasa.

Disisi lain, alih-alih menjadi pelindung warga negaranya khususnya para ibu. Negara justru dengan berbagai kebijakan pemberdayaan perempuan, mendorong para ibu untuk lebih eksis terjun di bidang-bidang yang sebenarnya tidak strategis dengan dirinya sebagai kaum wanita. Akhirnya, kaum wanita mempunyai tugas ganda yang sudah pasti menguras tenaga dan pikirannya.

Hal tersebut tidak terlepas dari dominasi pemahaman sekulerisme yang merebak di negeri ini, akhirnya memandang kaum perempuan tidak lebih seperti mesin penggerak roda perekonomian. Berbagai propaganda di susupkan ke pemikiran kaum perempuan, bahwa ia harus eksis dan berdaya. Tentu dalam kaca mata kapitalisme yang lahir dari paham sekularisme, berdaya disini ialah berdaya secara ekonomi.

Sungguh, berat peran yang dijalani para ibu dalam sistem kehidupan yang tidak berlandaskan ajaran agama. Karena denga itu, mereka telah ditempatkan pada posisi yang bukan pada fitrahnya. Maka wajar, jika para ibu mengalami kondisi yang memprihatinkan hingga menghantarkan merka pada kematian.

Jika melihat sistem kehidupan yang berlandaskan pada ajaran Islam. Maka dalam pandangan Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin menempatkan semua manusia, baik laki-laki maupun perempuan menempati posisi yang sama mulianya dan tidak ada yang direndahkan.

Sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Qur’an Surat al-Hujurat (49): 13 yang artinya “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadi kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Artinya, Islam menempatkan kaum wanita pun sebagai mahluk yang mulia. Dengan berbagai aturan yang menjaga kemuliaan kaum wanita atau para ibu agar tetap terjaga.

Adapun dalam pandangan Islam perannya dalam keluarga, kaum wanita menempati posisi yang mulia sebagai al ‘umm wa rabbatul bait yaitu sebagai ibu dan manajer rumah tangga. Pahala perempuan mengalir di dalam rumah tangganya mulai dia bangun sampai tidur kembali saat mengatur seluruh kebutuhan keluarganya.

Disamping itu, kemuliaan kaum wanita begitu di jaga bukan hanya pada ranah keluarga dan masyarakat, melainkan juga oleh negara. Hal ini tercermin dalam kisah yang termaktub dalam berbagai literatur sejarah. Pada masa pemerintahan sistem Islam kaffah, ada seorang muslimah yang pakaiannya disingkap dengan sengaja oleh seorang Yahudi. Muslimah ini langsung berteriak dan seorang laki-laki muslim yang berada di dekatnya menolongnya dan membunuh Yahudi tersebut. Laki-laki muslim ini akhirnya dibunuh oleh orang-orang Yahudi Bani Qainuqa.

Berita ini sampai ke Rasulullah Saw.
Rasululah Saw. bersama pasukan kaum muslim berangkat menuju tempat Bani Qainuqa dan mengepung merekat. Akhirnya Bani Qainuqa menyerah setelah dikepung selama 15 hari. Allah SWT memasukkan rasa gentar ke dalam hati orang Yahudi ini. Hampir saja semua kaum laki-laki Bani Qainuqa ini dihukum mati oleh Rasulullaah Saw. Namun keputusan itu berubah ketika Abdullah bin Ubay memohon pada Rasulullaah Saw. untuk memaafkan mereka. Akhirnya Yahudi Bani Qainuqa diusir dari Madinah.

Kisah yang begitu menentramkan kaum wanita, ketika kehormatan seorang wanita dijaga dengan sedemikian rupa oleh negara. Apalagi dengan pemenuhan kebutuhannya, baik berupa sandang, pangan, papan, kesehatan dan keamanan. Akan sangat diprioritaskan oleh negara. Maka, memang benarlah jika aturan sang pencipta yaitu Syariat Allah yang paling solusitif karena mengetahui apa yang terbaik bagi kaum wanita khususnya, juga untuk seluruh umat pada umumnya.

Wallahua’lam

Penulis : Lilis Suryani ( Guru Paud dan Pegiat Literasi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *