News

Panglima TNI Dukung Gagasan Dedi Mulyadi, Bandingkan dengan Wajib Militer di Negara Maju

248
×

Panglima TNI Dukung Gagasan Dedi Mulyadi, Bandingkan dengan Wajib Militer di Negara Maju

Sebarkan artikel ini

JAKARTA (CM) – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan bahwa usulan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, terkait pengiriman anak-anak bermasalah ke barak militer seharusnya tidak menimbulkan kegaduhan berlebihan.

Agus mengingatkan bahwa di negara-negara maju, seperti Korea Selatan dan Singapura, warganya bahkan wajib mengikuti program militer. “Jangan terlalu dibesar-besarkan, ya. Ingat, di negara maju itu semua warganya wajib militer. Lihat saja Korea, Singapura,” ujar Agus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (30/4/2025).

Ia menjelaskan bahwa pelatihan disiplin di barak militer sudah lama diterapkan, bahkan oleh sejumlah perusahaan besar melalui kerja sama resmi dengan TNI. Contohnya, PT Bukit Asam yang rutin mengirimkan karyawan barunya untuk menjalani pelatihan di Resimen Induk Komando Daerah Militer (Rindam).

Kerja sama ini diatur dalam nota kesepahaman (MoU), dan biaya pelatihan disesuaikan dengan anggaran masing-masing instansi.

“Di Rindam sudah ada kurikulumnya, biasanya 10 hari, materinya jelas,” jelas Agus. Ia menambahkan bahwa materi yang diberikan umumnya membiasakan peserta untuk disiplin, mulai dari bangun pagi, merapikan tempat tidur, ibadah bersama sesuai agama masing-masing, hingga persiapan apel pagi yang mengecek kerapihan termasuk semiran sepatu.

“Harapannya, setelah ikut pelatihan, para peserta bisa bekerja lebih efisien, memanfaatkan waktu dengan baik, dan punya loyalitas, baik kepada atasan maupun bawahan,” kata Agus.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi mengusulkan agar pelajar yang kerap melakukan pelanggaran berat, seperti mabuk-mabukan, tawuran, atau kecanduan game seperti Mobile Legends, ditempatkan di barak khusus selama enam bulan. Program ini direncanakan dimulai di daerah-daerah rawan terlebih dahulu, sebelum diperluas ke seluruh wilayah Jawa Barat.

Menurut Dedi, para siswa akan diambil langsung dari rumah oleh pihak TNI dan selama program berlangsung tidak akan mengikuti sekolah formal. Sebanyak 30 hingga 40 barak telah disiapkan untuk mendukung pelaksanaan program pembinaan karakter dan perilaku ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *