News

Longsor Memporak-porandakan Pertanian dan Lahan Pemukiman

236
×

Longsor Memporak-porandakan Pertanian dan Lahan Pemukiman

Sebarkan artikel ini
Lokasi longsor di Desa Jayapura Kec. Cigalontang Kab. Tasikmalaya

KAB. TASIK (CM) – Dua hektar lahan pesawahan dan perkebunan di Kampung Batara, Desa Jayapura, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dilanda longsor dahsyat dua pekan lalu.

Hingga kini, sisa material longsoran berupa tanah bercampur pepohonan tumbang masih berserakan di lokasi kejadian.

Hujan deras yang mengguyur daerah tersebut dua pekan lalu telah merusak lahan pertanian warga secara signifikan, bahkan sebagian lahan pemukiman juga terkena dampaknya.

Longsoran tanah yang bercampur pepohonan tersebut berasal dari tebing di atas, kemudian mengubur lahan pertanian warga hingga terbawa ke sungai di bawahnya, terseret arus sungai yang sangat deras.

Setelah dua pekan berlalu, material longsor berupa tanah, bebatuan, dan puluhan batang pohon yang roboh masih tampak berserakan di sekitar lokasi.

Berdasarkan data dari pemerintah Desa Jayapura, luas lahan pertanian dan kebun yang terdampak, ditambah dengan sebagian lahan pemukiman, mencapai lebih dari dua hektar.

“Jika ditotal dengan lahan pemukiman yang juga ikut tergerus longsor, mungkin lebih dari dua hektar,” terang Suratman, Kepala Desa Jayapura, kepada wartawan, Jumat 12 Juli 2024.

Lahan pertanian dan kebun yang tergerus longsor tersebut merupakan milik dari 21 warga, baik yang tinggal di kampung sekitar lokasi kejadian maupun warga dari luar daerah.

“Untuk sementara yang baru terdaftar ada 21 orang pemilik lahan, baik yang tertimbun maupun yang hilang tergerus air sungai, karena posisinya berada di bibir sungai, di mana saat kejadian arus airnya sangat deras,” tuturnya.

Saat ini, pemerintah desa dan para pemilik tanah tengah kebingungan menentukan lokasi dan luas tanah yang mereka miliki di lokasi tertimbun longsor tersebut.

“Kalau untuk jumlah luasnya mungkin tidak terlalu membingungkan karena datanya tertulis di sertifikat masing-masing. Tapi yang membuat kami dan para pemilik bingung itu letak dan posisi, serta bentuk sawah atau kebun milik mereka. Nah, itu yang sampai saat ini masih kami pikirkan,” jelasnya.

Dampak dari bencana longsor ini tidak hanya menghancurkan lahan pertanian dan pemukiman warga, tetapi juga menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian bagi para pemilik lahan.

Dengan segala upaya yang sedang dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat, diharapkan solusi terbaik dapat segera ditemukan untuk memulihkan kembali kehidupan dan kesejahteraan warga Kampung Batara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *