TASIK (CM) – Suasana ruang tunggu eksekutif Stasiun Kereta Api Tasikmalaya pada Sabtu pagi 7 Desember 2024 tampak berbeda. Sejak pukul 08.13 WIB, anggota Paguyuban Tunadaksa Tasikmalaya (Perdata) berdatangan dengan semangat.
Kehadiran mereka bukan hanya untuk menikmati perjalanan menggunakan Kereta Api Lodaya, tetapi juga dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI).
Program ini merupakan salah satu inisiatif dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung, sebagai wujud nyata komitmen mereka terhadap layanan transportasi inklusif yang ramah bagi penyandang disabilitas.
Dalam rangka HDI, KAI Daop 2 Bandung memberikan perjalanan gratis kepada anggota Perdata menggunakan KA Lodaya rute Bandung-Solo Balapan PP.
Langkah ini menunjukkan bahwa layanan transportasi publik tidak hanya harus nyaman dan aman, tetapi juga dapat diakses oleh semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas.
Ayep Hanafi, Manager Humas KAI Daop 2 Bandung, menjelaskan bahwa program ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan hak-hak penyandang disabilitas sekaligus mempertegas komitmen perusahaan terhadap kesetaraan layanan.
“Kami ingin memastikan bahwa transportasi kereta api dapat diakses oleh semua. Dalam momen ini, kami memberikan fasilitas perjalanan kepada teman-teman dari Perdata Tasikmalaya. Selain itu, mereka juga berhak atas diskon tiket sebesar 20% untuk semua kelas,” ungkap Ayep.
Baca juga: PT. KAI dan Lanud Wiriadinata Bangun Kemandirian dan Kesetaraan Penyandang Disabilitas
Diskon ini ditujukan kepada penyandang disabilitas dengan keterbatasan fisik, intelektual, mental, atau sensorik yang bersifat jangka panjang.
Untuk menikmati fasilitas ini, pengguna hanya perlu melakukan registrasi di customer service stasiun paling lambat H-2 sebelum keberangkatan.
Proses registrasi sangat mudah, hanya memerlukan Surat keterangan dokter dari rumah sakit atau puskesmas, KTP asli calon penumpang., Pas foto terbaru.
Ayep menambahkan bahwa registrasi dapat diwakilkan oleh keluarga atau kerabat, dan fasilitas ini berlaku sepanjang tahun, termasuk untuk musim liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Selain memberikan diskon, KAI terus meningkatkan layanan ramah disabilitas. Beberapa fasilitas yang telah disediakan meliputi Toilet ramah disabilitas di stasiun dan kereta, Jalur pemandu khusus di area stasiun, Petugas pendamping untuk membantu proses naik dan turun kereta.
Pelatihan bahasa isyarat bagi petugas frontliner, demi memberikan pelayanan maksimal kepada pelanggan tuli.
“Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk memberikan layanan publik yang adil dan merata,” tegas Ayep.
Pengalaman Berkesan Bagi Perdata Tasikmalaya
Rasa syukur disampaikan oleh Pipih Suparmi, Ketua Perdata Tasikmalaya, yang didampingi pengurus seperti Weni, Vera, dan Velia.
“Fasilitas yang diberikan sangat membantu kami. Kami merasa dihargai dan diperlakukan setara,” ujar Pipih dengan mata berbinar.
Pipih menambahkan bahwa perjalanan ini bukan hanya menjadi pengalaman yang berkesan bagi anggota Perdata, tetapi juga simbol nyata bahwa hak-hak mereka sebagai warga negara dihormati.
Meningkatkan Kesadaran dan Menginspirasi
Program ini menjadi pengingat bahwa inklusivitas harus terus didukung di berbagai aspek kehidupan, termasuk transportasi publik.
Langkah progresif yang diambil KAI Daop 2 Bandung diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih menghargai keberagaman.
Hari Disabilitas Internasional 2024 membawa pesan kuat akan pentingnya penghormatan terhadap keberagaman dan hak asasi manusia.
Melalui program perjalanan istimewa ini, PT KAI tidak hanya memenuhi tanggung jawab sosialnya, tetapi juga menguatkan posisinya sebagai penyedia transportasi publik yang inklusif dan adaptif.
Melalui inisiatif yang terus berkembang, KAI Daop 2 Bandung menunjukkan bahwa kesetaraan bukanlah sekadar jargon, melainkan langkah nyata yang dirasakan manfaatnya.
Dengan layanan inklusif yang terus ditingkatkan, penyandang disabilitas kini dapat merasakan pengalaman perjalanan yang nyaman, aman, dan setara.
Dengan demikian, KAI tidak hanya memberikan layanan, tetapi juga menjadi bagian dari perubahan positif dalam masyarakat, menjadikan transportasi inklusif sebagai standar, bukan pengecualian.
