News

Hari Pramuka ke-63, Siswa Berkebutuhan Khusus di Kota Tasikmalaya Aksi Nyata untuk Lingkungan

220
×

Hari Pramuka ke-63, Siswa Berkebutuhan Khusus di Kota Tasikmalaya Aksi Nyata untuk Lingkungan

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIK (CM) – Ratusan siswa berkebutuhan khusus dari berbagai Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Tasikmalaya memperlihatkan semangat yang menggebu dalam peringatan Hari Pramuka ke-63 yang digelar pada Rabu, 14 Agustus 2024.

Acara unik ini berlangsung di tepi Sungai Ciwulan, di Kampung Leuwibilik, Leuwiliang, Kawalu, Kota Tasikmalaya, dan menghadirkan momen penuh makna dalam rangka merayakan Hari Pramuka dengan misi edukasi lingkungan yang kuat.

Berbeda dari perayaan pada umumnya, kegiatan kali ini memadukan aksi lingkungan dengan semangat Pramuka. Para siswa berkebutuhan khusus, bersama Karang Taruna, guru-guru SLB, dan pegiat lingkungan, turun langsung untuk patroli sungai dan aksi pungut sampah. Acara ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga memberikan pelajaran penting tentang kepedulian lingkungan.

Upacara peringatan dimulai dengan penuh khidmat, dipimpin oleh Suhendi, yang dikenal akrab sebagai Mang Gelung, seorang pegiat lingkungan dari Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kota Tasikmalaya. Dalam amanatnya, Mang Gelung menggarisbawahi pentingnya menjaga kelestarian alam dan air sebagai sumber kehidupan.

“Alam tidak pernah mengajarkan kebohongan. Mari kita jaga alam ini, mari kita jaga air kita untuk kelangsungan hidup manusia,” ujar Mang Gelung dengan penuh semangat, menginspirasi semua peserta untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

Baca Juga: Kisah Siti Penyandang Tuna Daksa dan Grahita Pertama Kalinya Memegang Surat Suara

Aksi patroli sungai dan pungut sampah tidak sekadar menjadi seremoni, melainkan simbol nyata dari kepedulian terhadap lingkungan yang semakin terancam oleh sampah. Kolaborasi antara siswa berkebutuhan khusus, Karang Taruna, guru-guru, dan pegiat lingkungan memperlihatkan sinergi yang solid dalam upaya pelestarian lingkungan dan pendidikan inklusif.

Tata Tajudin, seorang pendidik di SLB Kota Tasikmalaya, menjelaskan bahwa peringatan Hari Pramuka ke-63 ini merupakan contoh nyata penerapan Tri Dharma Pramuka, di mana siswa dengan kebutuhan khusus dapat terlibat dalam aksi nyata.

“Kolaborasi ini menunjukkan inklusivitas komunitas, pendidik, dan masyarakat. Ini membuktikan bahwa inklusivitas dan kepedulian lingkungan dapat berjalan beriringan, menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan berkelanjutan,” ungkap Tata dengan bangga.

Gungun Gunawan, Ketua Karang Taruna Leuwiliang, menekankan pentingnya pendidikan setara bagi penyandang disabilitas. Menurutnya, pendidikan adalah hak fundamental yang harus dipenuhi oleh semua pihak.

“Pendidikan adalah hak penyandang disabilitas yang wajib dipenuhi oleh semua pihak, bukan hanya negara tapi juga kita semua,” tegas Gungun, menekankan bahwa terpenuhinya hak pendidikan akan memberikan kesempatan yang sama bagi penyandang disabilitas.

Dalam kesempatan tersebut, Hilman Roni M, Sub Regional Head ION Network wilayah Priangan Timur dan mitra kerja Karang Taruna, memberikan santunan kepada perwakilan siswa pramuka di Kelurahan Leuwiliang. Ia menekankan pentingnya motivasi dan perhatian terhadap pendidikan bagi penyandang disabilitas.

“Giat ini juga sebagai bentuk syukur kami atas peralihan dari Jujungnet menjadi ION Net,” ujar Hilman, menunjukkan dukungan nyata terhadap pendidikan inklusif.

Peringatan Hari Pramuka ke-63 di Kota Tasikmalaya menjadi contoh inspiratif bagaimana kolaborasi berbagai elemen masyarakat dapat menciptakan perubahan positif, baik dalam pendidikan inklusif maupun pelestarian lingkungan.

Melalui aksi nyata ini, diharapkan pesan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mendukung pendidikan inklusif akan menyebar luas dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut berpartisipasi.

“Kota Tasikmalaya telah membuktikan bahwa inklusivitas dan kepedulian lingkungan dapat berjalan beriringan. Mari bersama-sama menjaga alam dan mendukung pendidikan bagi semua, demi masa depan yang lebih cerah untuk seluruh bangsa,” tutup Tata Tajudin dengan penuh harapan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *