News

Gunung Sampah Disulap Jadi Lapangan, Transformasi TPA Ciangir Jadi Ruang Hijau Produktif

96
×

Gunung Sampah Disulap Jadi Lapangan, Transformasi TPA Ciangir Jadi Ruang Hijau Produktif

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIK (CM) – Persoalan sampah di berbagai daerah kerap menjadi tantangan yang kompleks dan membutuhkan solusi menyeluruh. Kota Tasikmalaya menjadi salah satu contoh nyata bagaimana masalah sampah dapat diubah menjadi peluang lewat kolaborasi, inovasi, dan komitmen bersama. Salah satu langkah revolusioner yang diambil adalah menyulap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir menjadi lapangan sepak bola, sebuah transformasi yang mengubah “gunung sampah” menjadi ruang produktif.

Belasan tahun lamanya, TPA Ciangir dikenal sebagai lokasi penampungan sampah yang hanya menjadi beban lingkungan. Namun, ide dan gagasan kreatif dari Pj. Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH), Denni Diana, berhasil mengubah kawasan tersebut menjadi lapangan sepak bola yang kini menjadi simbol revitalisasi lingkungan.

“Kita merealisasikan gunung sampah menjadi lapangan sepak bola sebagai upaya revitalisasi lingkungan yang sebelumnya tidak termanfaatkan,” ujar Kepala Dinas LH, Denni Diana, Selasa, 19 November 2024.

Lapangan sepak bola dengan luas 2.100 meter persegi tersebut menjadi tahap awal dari rencana besar pengelolaan 12 hektare area TPA Ciangir.

Revitalisasi ini tidak hanya berhenti pada lapangan sepak bola. Dalam jangka panjang, kawasan TPA Ciangir direncanakan untuk memiliki blok perkantoran, area penghijauan, hingga menjadi destinasi wisata edukasi.

“Harapannya, gunung sampah yang tersisa bisa kita kelola lebih baik lagi. Selain menjadi lapangan sepak bola, tempat ini juga bisa menjadi lokasi turnamen atau kegiatan olahraga lainnya,” tambah Cheka.

Transformasi ini melibatkan pendekatan modern dalam pengelolaan sampah, yaitu dengan sistem sanitary landfill. Sebelumnya, TPA Ciangir hanya menggunakan metode open dumping yang membuat sampah menumpuk tanpa pengolahan.

Kini, sampah ditimbun dengan tanah, sehingga menciptakan area yang rata dan bebas bau.

Langkah inovatif ini juga menjadi upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah.

“Kalau kita bisa mengelola TPA dengan baik, otomatis sampah yang masuk juga berkurang, terutama sampah organik yang sudah diolah menjadi kompos atau melalui maggot. Sisanya kita kelola untuk menciptakan manfaat baru,” jelas Cheka.

Cheka juga berharap lapangan sepak bola ini dapat menjadi daya tarik masyarakat untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah. “Ke depannya, kita rencanakan ada event atau turnamen di sini, sehingga TPA ini tidak hanya menjadi tempat pembuangan sampah, tetapi juga ruang rekreasi dan edukasi,” tambahnya.

Transformasi TPA Ciangir menjadi lapangan sepak bola adalah bukti bahwa pengelolaan sampah yang baik dapat membawa dampak besar. Selain menciptakan ruang hijau yang bermanfaat, inisiatif ini juga membuka peluang ekonomi dan mendorong perubahan pola pikir masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Dengan komitmen pemerintah dan partisipasi masyarakat, Kota Tasikmalaya menunjukkan bahwa bahkan dari gunung sampah sekalipun, manfaat besar dapat dihasilkan.

Kini, TPA Ciangir tidak lagi hanya menjadi tempat pembuangan, tetapi simbol harapan dan inovasi untuk masa depan yang lebih bersih dan hijau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *