Tasikmalaya

Dibantu ACT Bangun Rumah, Ini Kisah Nenek Ihah yang Tak Pernah Menyerah

47
×

Dibantu ACT Bangun Rumah, Ini Kisah Nenek Ihah yang Tak Pernah Menyerah

Sebarkan artikel ini

TASIKMALAYA (CM) – Masyarakat Relawan Indonesia (MRI)-Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali berkarya. Kali ini, lembaga yang konsen dibidang sosial dan kemanusiaan membantu pembangunan rumah jompo bernama Ihah, warga Kampung Bojonggaok RT 01/05 Desa Sukaherang Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

Lantas, siapa Nenek Ihah itu, sehingga harus dibantu ACT?

Marketing komunikasi ACT, Rimayanti mengungkapkan, Nenek usia 66 tahun ini tinggal secara tidak layak. Hidupnya sebatang kara dan kondisinya sangat memprihatinkan.

“Sejak puluhan tahun silam ditinggal suaminya. Nenek Ihah yang juga tidak memiliki anak, sehingga dia harus berjuang sendirian dengan bekerja serabutan demi bertahan hidup,” jelas Rimayanti, kepada media di Tasikmalaya, Rabu (30/10/2019).

Ditengah keterbatasannya, Nenek Ihah tidak pernah menyerah. Ia tetap bekerja apa saja yang bisa memakai tenaga agar dia bisa tetap hidup.

Hingga kejadian itu tiba. Beberapa bulan yang lalu, disaat Nenek Ihah bekerja di sawah, matanya tergores benda tajam.

Hari ke hari, sejak kejadian tergores matanya itu tidak diobati. Alasannya tenti faktor biaya yang paling utama.

Namun, luka berupa goresan dimata yang tadinya berharap bisa sembuh sendiri malah makin menjadi. Penglihatan Nenek Ihah semakin kabur dan akhirnya gelap.

“Kedua mata Nenek itu benar-benar tidak bisa melihat. Tadinya mampu bekerja,” jelasnya.

Tim Mobile Social Rescue (MSR)-ACT Tasikmalaya terus berupaya membantu kesembuhan mata Nenek Ihah. Dan alhamdulillah, sekarang mata sebelah kiri Nenek Ihah sudah diobati dan sudah bisa melihat kembali.

Tak hanya mengobati mata sang nenek, MRI-ACT pun membantu pembangunan rumah Nenek Ihah. Tidak lama lagi, Nenek Ihah yang tinggal sendiri bisa nyaman tinggal di rumah yang lebih kokoh.

Gufron, salah satu tim MRI-ACT Tasikmalaya sebagai pemimpin dalam poyek pembangunan rumah Nenek Ihah menyebutkan, pembangunan rumah Nenek diprediksi akan selesai pada tiga pekan kedepan.

“Rencananya setelah selesai akan langsung diserah terimakan langsung kepada nenek Ihah,” ujarnya.

Kini Nenek Ihah berbunga. Kondisi matanya yang sudah bisa kembali melihat dan langsung bisa menyaksikan pembangunan tempat tinggalnya adalah kebahagiaan tiada tara.

Rasa haru dan berkali-kali ucapan terima kasih terlontar dari lisannya. Dengan logat bahasa sunda yang khas, Nenek Ihah berkata, “Hatur nuhun. Emak teu ngimpi-ngimpi acan saung emak bade didangdosan. (Terima kasih, ema sebelumnya tidak mimpi gubuk emak mau dibetulin, red)” imbuhnya.

Nenek Ihah mengaku tidak gusar lagi menghadapi malam. Termasuk, jika nanti musim hujan tiba.

Ia mengaku bahagia karena tidak akan kedinginan dan kehujanan lagi. Sementara sebelumnya, dinding dan atap rumah Nenek yang terbuat bilik sudah semi transparan. Banyak bolong-bolong disana sini.

“Alhamdullillah, hatur nuhun,” ucap Nenek Ihah sambil menyeka air mata bahagia. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *