BANDUNG, (CAMEON) – Buntut dualisme kompetisi antara Indonesia Primer League (IPL) dan Indonesia Super League (ISL), Arema Indonesia akhirnya ditempatkan di liga sepak bola kasta terendah di Indonesia, yaitu Liga Nusantara alias Linus. Kepastian itu diputuskan dalam kongres tahunan PSSI, di Bandung, Minggu (8/1/2017).
Istri pendiri Arema Indonesia, Novi Acub Zaenal, memprotes keputusan tersebut. Ia menilai, penempatan klubnya di Linus sebagai bentuk penghinaan. Seharusnya dimainkan di liga tertinggi, karena pernah main di AFC.
Untuk itu, ia akan menempuh jalur hukum dan melaporkannya ke FIFA sebagai federasi tertinggi sepak bola dunia. “Kami menganggap keputusan menaruh Arema Indonesia di Linus sebagai sebuah ledekan,” tandasnya.
Dalam kongres PSSI yang dilangsungkan di salah satu hotel di Bandung itu disepakati bahwa Arema Indonesia dan lima klub lainnya, yaitu Persema Malang, Lampung FC, Persipasi Bekasi, Persibo Bojonegoro, dan Persewangi Banyuwangi dimainkan dalam Linus. Sedangkan Persebaya Surabaya dibolehkan main di Divisi Utama.
Klub-klub itu sempat tak diakui pengurus PSSI setelah mengikuti IPL 2011, karena protes pada penyelenggaraan ISL yang dinilai banyak catat. Mereka dihukum. Keberadaannya tak diakui PSSI. Namun, dalam kongres kemarin mereka kembali diakui sebagai anggota PSSI, dan diberi sanksi sesuai kesalahannya.
Kesepakatan kongres lainnya adalah PSSI memutuskan mengampuni sanksi perseorangan bagi Sihar Sitorus, Djohar Arifin, Bob Hippy, Widodo Santoso, dan Tuti Dauw. (rif)