Khazanah

Bermegah-megahan; Atasi Ambisi Duniawi dengan Kedamaian Hati

8554
×

Bermegah-megahan; Atasi Ambisi Duniawi dengan Kedamaian Hati

Sebarkan artikel ini

KHAZANAH – Surat At-Takatsur, bukanlah asing bagi jamaah Muslim. Dalam setiap salat berjamaah, para imam sering menghadirkan lantunan surat ini. Terletak pada bagian awal Surat At-Takaatsur. Surat ini memiliki tujuan penting untuk menunjukkan betapa pentingnya menghindari sikap sombong dan berlebihan dalam persaingan dunia. Surat ini terdiri dari delapan ayat, surat ini termasuk dalam kelompok surat Makkiyyah, yang diturunkan di Mekkah.

Allah berfirman:      اَلۡهٰٮكُمُ التَّكَاثُرُۙ‏

Al-Haaku Muttakatsur.

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.” (QS. At-Takatsur Ayat 1)

Tafsir: Wahai manusia, janganlah terbuai oleh berlebihan dalam mengejar harta, keturunan, atau popularitas yang akhirnya melupakan kewajiban kita kepada Allah.

Tafsir Kementerian Agama menjelaskan bahwa surat ini mengingatkan manusia tentang kecenderungan untuk terlalu terikat pada harta, teman, dan pengikut yang banyak, sehingga mengalihkan perhatian dari tindakan yang baik.

Individu-individu ini hanya sibuk dengan kata-kata dan tergoda oleh harta mereka, keturunan mereka, dan teman sejawat mereka. Mereka terjebak dalam kehidupan duniawi semata tanpa mempertimbangkan tindakan yang memiliki manfaat baik bagi diri mereka sendiri dan keluarga.

Dalam sebuah riwayat dari Mutharrif, dari ayahnya, disampaikan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pernah membaca surat Al-Hakumut-Takatsur dan berkata: “Anak Adam berbicara, ‘Inilah harta saya, inilah harta saya.’ Nabi bersabda: ‘Wahai anak Adam, sesungguhnya harta yang engkau miliki hanyalah apa yang engkau makan dan engkau habiskan, atau pakaian yang engkau kenakan hingga rusak, atau yang telah engkau sedekahkan sampai habis.'” (Riwayat Muslim)

Dikisahkan juga bahwa Nabi bersabda: “Jika anak Adam memiliki satu lembah emas, ia akan menginginkan dua lembah emas. Dan jika ia memiliki dua lembah emas, ia akan menginginkan tiga lembah, dan tidak ada yang dapat memuaskan selera manusia kecuali tanah kubur. Allah akan menerima taubat dari siapa pun yang bertaubat.” (HR Ahmad, Al-Bukhari, Muslim, dan at-Tirmidzi dari Anas)

Para ahli tafsir menyatakan bahwa pesan dari ayat ini adalah tentang kebanggaan yang berlebihan. Seseorang mungkin mencari lebih banyak harta atau status daripada yang dimiliki orang lain, semata-mata untuk menunjukkan keunggulan diri. Namun, motivasinya bukan untuk tujuan kebaikan atau membantu mewujudkan keadilan, melainkan untuk mencapai kepuasan diri.

Ingatlah, kehidupan dunia hanyalah hiburan sesaat dan canda tawa, hiasan yang menarik perhatian dan saling berlomba dalam hal kemewahan dan keturunan. Itu seperti hujan yang memukau petani dengan pertumbuhannya; lalu tanaman itu mengering dan berubah warna menjadi kuning, lalu akhirnya hancur. Sementara di akhirat, akan ada siksa yang berat dan juga ampunan serta keridhaan Allah. Hidup dunia tidak lebih dari kesenangan palsu. (QS Al-Hadid: 20)

Salah satu cara untuk mengatasi cinta berlebihan pada dunia dan rasa bangga pada kekayaan adalah dengan mengingat kematian.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: “Dulu saya melarang kalian untuk mengunjungi kuburan. Sekarang kalian diperbolehkan mengunjungi kuburan, karena mengunjungi kuburan akan membuat kalian menjadi lebih rendah hati dalam menghadapi kekayaan dunia dan mengingatkan kalian pada kehidupan akhirat.” (Riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Mas’ud).

(Berbagai Sumber)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *