BANDUNG, (CAMEON) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menganalisa banjir yang melanda Bandung sejak senin siang disebabkan karena jebolnya bendungan Citepus, sehingga menyebabkan sungai meluap. Penyumbatan sungai dan drainase menjadi faktor lain terjadinya banjir di Bandung.
“Sungai dangkal dan sampah menyumbat sungai/drainase, Saluran drainase perkotaan tidak mampu mengalirkan aliran permukaan sehingga terjadi banjir,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan pers, Senin, 24 Oktober 2016.
Sutopo juga memberi catatan terkait banjir ini. Dia menyayangkan Kota Bandung belum memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
“Daerah rawan bencana tapi Pemkot belum mau membentuk BPBD,” ujar Sutopo.
Secara umum Sutopo mengatakan kota-kota lain juga harus waspada. Ancaman perubahan iklim kian nyata.
“Hujan esktrem makin sering terjadi karena dampak climate change. Ancaman meningkat bagi kota-kota di Indonesia,” ujar Sutopo.
Sementara itu, banjir Bandung telah memakan korban. Ade Sudrajat (30) seorang karyawan minimarket tewas terseret arus saat menolong seorang perempuan. Korban ditemukan di depan SMPN 15 Bandung dalam keadaan meninggal dunia. Jarak korban terjatuh dan ditemukan sekira 20 meter.
Saat ini, jenazah korban sudah dievakuasi dan akan dibawa oleh keluarga ke rumah duka di Jalan Hegarmanah Kulon, Gang Ranim, RT 7 RW 8, Kelurahan Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung. cakrawalamedia.co.id (sep)