News

Alasan ‘Ribet’, Sejumlah Pekerja Bangunan di Komplek Setda Tasik Tak Pakai Alat Keselamatan

141
×

Alasan ‘Ribet’, Sejumlah Pekerja Bangunan di Komplek Setda Tasik Tak Pakai Alat Keselamatan

Sebarkan artikel ini

TASIKMALAYA (CM) – Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya punya ambisi untuk menjadikan Kabupaten Tasik sebagai daerah yang berkembang. Sebagai bukti nyatanya, Pemkab Tasik melakukan banyak pembangunan. Tak terkecuali pembangunan infrastruktur.

Namun, disamping berjalanya proses pembangunan, para pekerja bangunan Pemkab Tasikmalaya tidak memakai alat keselamatan. Padahal, penggunaan alat keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3) itu sifatnya wajib. Apalagi tak jarang beberapa bagian yang mesti diselesaikan pekerja bangunan, cukup membahayakan nyawanya.

Seperti yang terjadi dalam proses pemugaran mesjid Agung Baitrrohman, Komplek Setda, Kabupaten Tasikmalaya, sejumlah pekerja yang sedang melaksanakan tugas nampak tidak menggunakan alat keselamatan.

Menurut salah seorang pekerja bangunan, Apeng (nama samaran), mengatakan, atribut keselamatan kerja sebenarnya sudah diberikan oleh pihak kontraktor. Namun, lantaran tak terbiasa memakai atribut, para pekerja memutuskan untuk tidak memakainya.

“Alat safety itu memang ada, selain ribet kami tidak terbiasa pakai itu, coba pihak terkait kasih sosialisasi dan bimbingan terlebih dahulu mengenai pentingnya menggunakan alat K3 itu,” katanya, Selasa (08/01/2019).

Hal senada juga disampaikan oleh salah seorang pekerja lainnya, Asep (Nama samaran), mengatakan atribut keselamatan kerja itu sudah diberikan, seperti sepatu, helm maupun sarung tangan.

Namun karena tidak terbiasa dan tidak ada ketegasan dari pihak perusahaan, para pekerja-pun mengabaikannya.

“Seandainya ditegaskan pekerja yang tidak pakai atribut keselamatan akan dipulangkan, pasti semua pekerja akan memakainya, kalau sekarang dipakai paling kalau ada monev atau pemeriksaan saja. Selebihnya tidak dipakai,” katanya.

Sementara itu. Kepala Bidang Kepengawasan dan Keselamatan, Dinas PU/PR Kabupaten Tasikmalaya, Ruslan Munawar, mengakui bahwa keadaan itu masih marak terjadi.

Namun, menurutnya, itu bukan kesalahan dan pihaknya. Karena, kata Ruslan, sejak awal kontrakpun penerapam K3 bagi para pekerja diwajibkan.

“Hal ini mutlak dari lemahnya kontraktor (Pemborong) yang menegaskan untuk wajib pakai alat tersebut, Karena kebanyakan pekerja di sini itu masih memilih kerja tak pakai alat K3, dalam kata lain memang budayanya seperti itu,” bebernya.

Disingung soal sangsi, Ruslan menyebutkan Pemkab Tasik selama ini belum mengeluarkan sangsi tegas.

“Selama ini baru sebatas teguran saja, berbeda dengan kota besar lainnya,” tegasnya.

Disamping itu, salah seorang kontraktor yang tengah mengerjakan pembangunan di sekitar Pemkab Tasik, Ipik Julpikor-pun mengatakan hal serupa. Menurutnya, peralatan keselamatan kerja memang sudah lengkap. Akan tetapi para pekerja enggan memakai alat-alat keselamatan itu meskipun sering ditegur. (Ade)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *