News

Akibatkan Kemacetan Parah, Gelaran Wisuda Unsil Periode II Tahun Akademik 2024/2025 Tuai Protes Warga RW 09 Kahuripan

455
×

Akibatkan Kemacetan Parah, Gelaran Wisuda Unsil Periode II Tahun Akademik 2024/2025 Tuai Protes Warga RW 09 Kahuripan

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIK (CM) – Wisuda Universitas Siliwangi (Unsil) Periode II Tahun Akademik 2024/2025 yang melibatkan 1.089 wisudawan pada Rabu, 20 November 2024 menuai protes keras dari warga RW 09, Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.

Acara yang digelar di Gedung Mandala Unsil tersebut menyebabkan kemacetan parah, mengganggu aktivitas warga dan pengendara di sekitar kampus.

Acara wisuda berlangsung dalam dua sesi, yaitu sesi pertama pukul 07.00-12.00 WIB dan sesi kedua pukul 13.00-17.00 WIB. Namun, pelaksanaan tersebut membuat arus lalu lintas di sepanjang Jalan Siliwangi hingga kawasan sekitar kampus tersendat parah. Kemacetan mencapai Lampu Merah Padayungan, Jalan BKR, hingga kawasan Bapenda.

“Hampir setiap wisuda, kemacetan panjang selalu menjadi masalah yang tak kunjung selesai. Kami sangat keberatan, terutama karena ini mengganggu aktivitas warga dan pengendara,” ujar Ketua RW 09, Asep Rahmat Firdaus, saat ditemui awak media di depan Kampus Unsil.

Asep menjelaskan, pihaknya telah mengirimkan surat keberatan kepada Unsil pada Senin, 18 November 2024. Surat tersebut ditembuskan kepada Pj Wali Kota Tasikmalaya, Kepala Dinas Perhubungan, Kapolres Tasikmalaya Kota, Koramil, Camat Tawang, dan Lurah Kahuripan.

“Kami meminta agar wisuda dilakukan pada hari libur, seperti Sabtu atau Minggu, atau dipindahkan ke Kampus 2 Unsil di Mugarsari yang memiliki lahan parkir lebih luas. Pelaksanaan di Kampus 1 ini terlalu mengganggu, terutama akses untuk ambulans, PMI, dan dinas lainnya,” tegas Asep.

Kemacetan tidak hanya dirasakan warga sekitar, tetapi juga pengguna jalan. Dani Haryanto, warga Sindanggalih, mengaku perjalanan dari stopan BKR ke Kantor Bapenda yang seharusnya hanya beberapa menit, memakan waktu hampir satu jam.

“Jaraknya cuma beberapa ratus meter, tapi karena macet, harus menghabiskan hampir satu jam. Ini sangat mengganggu,” keluh Dani.

Menanggapi protes warga, Gingging Nugraha, panitia pelaksana wisuda, mengatakan pihak Unsil telah menerima surat keberatan tersebut. Namun, karena waktu yang terlalu mendesak, lokasi dan jadwal wisuda tidak dapat diubah.

“Kami sudah menerima surat keberatan, tetapi waktunya terlalu mendadak. Pelaksanaan wisuda ini sudah diputuskan dalam rapat senat dan sulit untuk diubah,” jelas Gingging melalui pesan WhatsApp, Rabu, 20 November 2024.

Gingging juga menyebutkan bahwa Unsil telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk mengatur lalu lintas dan menyediakan petugas parkir. Namun, kemacetan tetap tak terhindarkan.

“Setiap wisuda memang selalu ada kemacetan. Kami sudah berupaya berdialog dengan RW dan Karang Taruna sebelumnya, tetapi persoalan ini sulit dihindari,” tambahnya.

Berdasarkan pantauan di lokasi, antrean kendaraan memanjang hingga beberapa kilometer. Warga berharap agar pihak Unsil bersama pemerintah segera mencari solusi agar masalah ini tidak terulang.

Momen wisuda yang seharusnya menjadi kebahagiaan bagi para lulusan justru menjadi sorotan akibat dampaknya terhadap masyarakat sekitar. Warga RW 09 meminta solusi konkret, baik dengan pengalihan lokasi ke Kampus 2 yang lebih representatif maupun penjadwalan ulang pada hari libur.

Dengan kemacetan yang terus berulang setiap pelaksanaan wisuda, kolaborasi antara pihak universitas, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci untuk menciptakan harmoni antara kepentingan akademik dan kenyamanan publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *