JAKARTA, (CAMEON)-Untuk menanggulangi kebakaran hutan daan lahan di Riau, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan lima helikopter pembom air. Yakni helikopter MI-171 dua unit, MI-8, Sikorsky S61, dan Bolcow 105. Selain itu juga ada 2 pesawat Air Tractor water bombing dan 1 pesawat CASA TNI AU hujan buatan.
“Saat ini, Kepala BNPB Willem Rampangilei, masih di Riau memimpin operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Kita tambah dua helikopter lagi, jadi total ada lima. Satgas udara ini terus menggempur hotspot kebakaran hutan dan lahan dari udara dan menyemai awan-awan potensial menjadi hujan,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (30/8), di Jakarta.
Menurutnya, hari ini sudah ditebar 800 kilo gram garam dapur (NaCl) ke dalam awan-awan potensial di ketinggian 9.500 kaki. Garam itu di tebar di atas daerah Pelalawan, Siak dan Kota Pekanbaru.
“Terdapat beberapa sel awanawan cumulus dengan puncak awan 11 ribu hingga 12.000 kaki di sekitar Riau bagian Timur Laut – Tenggara. Total sudah 40 ton garam dapur digunakan untuk hujan buatan di Riau. Saat ini masih tersedia 9,5 ton garam dapur untuk hujan buatan,” katanya.
Dia mengatakan, pemadaman kebakaran hutan dan lahan itu pun dilakukan oleh satgas darat, yakni TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Damkar, Basarnas, Masyarakat Peduli Api dan relawan. Untuk memperkuat satgas darat maka telah tiba bantuan 2 SSK (Satuan Setingkat Kompi) sekitar 200-300 personil dari Kodam I Bukit Barisan.
“Mereka akan diperbantukan untuk memadamkan api dan menjaga wilayah-wilayah yang rawan dibakar,” ucapnya.
Dari sekian upaya yang dilakukan intesinsif itu, tegasnya, hutan dan lahan yang terbakar hebat di Tanah Putih dan Pujud Kabupaten Rokan Hilir telah padam. Permukaan lahan berwarna hitam bekas terbakar secara luas terhampar.
“Secara umum kebakaran berhasil dipadamkan. Dari pengamatan visual masih terdapat asap yang sangat tipis keluar dari lahan bercampur uap air. Udara secara umum cerah,” katanya menirukan ucapan kepala BNPB, Willem Rampangilei yang memantau langsung dari helikopter.
Daribpantuan satelit MODIS dari NASA pada 30/8/2016 pukul 16.30 Wib, di Riau haya terdeteksi ada 1 hotspot. Alhasil, kualitas udara semuanya baik hingga sedang.
“Sudah tidak ada kualitas udara yang tidak sehat seperti pada sebelumnya. Jarak pandang di Pekanbaru 7 km, Rengat 9 km, Dumai 6 km, dan Pelalawan 10 km. Terjadi hujan di banyak tempat seperti Pekanbaru, Rengat, Bengkalis, Kampar dan lainnya,” imbuhnya. cakrawalamedia.co.id (tama)