News

Mahasiswa Unisba Menggelar Aksi Gerakan Kelamnya Kampus Biru

612
×

Mahasiswa Unisba Menggelar Aksi Gerakan Kelamnya Kampus Biru

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa Unisba Menggelar Aksi Gerakan Kelamnya Kampus Biru

KOTA BANDUNG (CM) – Para ketua organisasi internal Universitas Islam Bandung yang terhimpun dalam Keluarga Besar Mahasiswa Unisba menyatakan penolakan atas diberlakukannya perkuliahan kelas malam yang ditetapkan oleh pihak Rektorat. Mereka meninjau bahwa perkuliahan kelas malam tidak akan efektif bagi mahasiswa dilihat dari segi psikologis, sosiologis, dan segi keamanan.

Dengan direncanakannya penyelenggarakan perkuliahan kelas malam ini yang dalam realitanya sangat jauh dari nilai-nilai kemanusiaan untuk mahasiswa sendiri. Karena sudah diketahui bersama daerah Tamansari rawan kejahatan, waktu malam seharusnya dipergunakan untuk istirahat, serta dapat mengganggu aktivitas organisasi.

Pada aksinya kali ini, Keluarga Besar Mahasiswa Unisba memberikan petisi dan menuntut pembatalan penyelenggaraan perkuliahan kelas malam.

Priyo Puji Laksono, selaku Presiden Mahasiswa Universitas Islam Bandung menyatakan bahwa kelamnya kampus biru karena kebijakan yang dikeluarkan pihak Rektorat tidak ada musyawarah kepada pihak mahasiswa. Tidak ada sosialisasi, dan tidak meminta pendapat mahasiswa.

“Kelas malam rawan kejahatan, kelas malam waktunya untuk istirahat, untuk mengaji. Kelas malam untuk mahasiswa yang diberlakukan adalah untuk mahasiswa lama. Bukan untuk mahasiswa baru, jadi yang ditumbalkan oleh Rektorat ini adalah mahasiswa lama,” ungkap Priyo Puji Laksono (14/09/2018).

“Oleh karena itu, kami menolak keras kelas malam. Dan kita ingin Prof Edi selaku Rektor Unisba membatalkan kelas malam ini,” pungkas Priyo.

Sampai dengan terbitnya keputusan pembatalan kelas malam dari rektorat, seluruh keluarga besar mahasiswa Unisba melakukan aksi di kampus Universitas Islam Bandung (depan gedung rektorat) sampai ada pembatalan pemberlakuan kelas malam.

Seluruh elemen mahasiswa akan memboikot perkuliahan kelas malam yang dilaksanakan dengan membubarkan kelas malam tersebut.

Masalah penyelenggaraan kelas malam ini sendiri layaknya gunung es, yang terlihat kecil di permukaan, namun menyimpan hal yang besar di bawahnya. Kelas malam ini adalah salah satu permasalahan yang berdampak buruk terhadap mahasiswa. Selain itu, seluruh mahasiswa merasakan beberapa masalah lain yang tidak kalah pentingnya untuk segera diselesaikan oleh pihak Rektorat maupun yayasan. Maka dari itu, seluruh elemen mahasiswa menuntut adanya sikap adil dan terbuka dari pihak Rektorat dan juga yayasan, terkait:

1. Transparansi dana smart water station

2. Perbaikan sistem peminjaman online

3. Kesesuaian dana ormawa dengan Sistem Informasi Manajemen Pemeringkatan Kemahasiswaan (simkatmawa)

4. Transparansi uang perkuliahan (Uang Pengembangan Universitas)

5. Alih fungsi fasilitas (lapangan voli menjadi lapangan parkir mobil di kampus utama UNISBA)

6. Pengaktivasian SKS non akademik

7. Keterlambatan keluarnya nilai

8. Perbaikan Sistem Informasi Mahasiswa, Dosen dan Karyawan (Sisekar)

9. Pemindahan kembali Koperasi Karyawan dan Dosen (Kopkardos) dari Basement Gedung Rangga Gading ke gedung Purnawarman.

Seluruh elemen mahasiswa meyakini bahwa pihak Rektorat dan juga yayasan dapat bersikap adil dan terbuka kepada mahasiswanya, tidak menjadikan pendidikan sebagai ladang bisnis dan mencari keuntungan. (intan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *