Teknologi

TikTok Resmi Diblokir di AS, Douyin Dominasi Pasar di China

932
×

TikTok Resmi Diblokir di AS, Douyin Dominasi Pasar di China

Sebarkan artikel ini

(CM) – TikTok resmi diblokir di Amerika Serikat mulai Minggu (19/1/2025) waktu setempat, seiring diberlakukannya undang-undang “Protecting Americans from Foreign Adversary Controlled Application Act”. Aturan ini bertujuan melindungi data warga AS dari potensi ancaman pihak asing.

Saat membuka aplikasi TikTok di AS, pengguna akan disambut pesan:
“Maaf, TikTok tidak tersedia saat ini. Undang-undang yang melarang TikTok telah diberlakukan di AS. Sayangnya, itu berarti Anda tidak dapat menggunakan TikTok untuk saat ini.”

Akibatnya, siapa pun yang berada di AS tidak lagi bisa membuat atau mengakses konten di TikTok.

Uniknya, TikTok juga tidak dapat diakses di negara asalnya, China. Pengguna di China hanya bisa menggunakan Douyin, aplikasi serupa milik ByteDance, perusahaan yang sama yang mengembangkan TikTok.

Douyin, yang berarti “suara bergetar” dalam bahasa Mandarin, diluncurkan pada September 2016, setahun sebelum TikTok dirilis untuk pasar internasional. Meski memiliki antarmuka yang hampir identik, Douyin berperan jauh lebih signifikan di pasar domestik China.

Pada Mei 2023, Douyin mencatat lebih dari 700 juta pengguna aktif bulanan, menjadikannya salah satu aplikasi media sosial terpopuler di China. Aplikasi ini tidak hanya digunakan untuk berbagi video pendek tetapi juga menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar ByteDance.

Sebesar 80 persen dari total pendapatan ByteDance pada paruh pertama tahun lalu—yang mencapai 54 miliar dolar AS—berasal dari pasar China. Douyin menyumbang sebagian besar angka ini melalui iklan digital dan e-commerce.

Pada tahun 2023, Douyin menghasilkan 21 miliar dolar AS dari iklan digital, setara dengan dua pertiga dari pendapatan iklan YouTube. Selain itu, Douyin juga mengintegrasikan fitur belanja dalam aplikasi melalui Douyin Mall yang memungkinkan pengguna membeli produk mulai dari pakaian hingga elektronik.

Tren livestream shopping juga menjadi daya tarik utama Douyin. Influencer menjual produk secara langsung melalui video, mencatat nilai transaksi belanja lebih dari 200 miliar dolar AS pada tahun 2022. Hal ini menjadikan Douyin sebagai pemain utama dalam sektor e-commerce di China.

Sementara TikTok menghadapi larangan di beberapa negara, termasuk AS, Douyin tetap menjadi pilar utama ByteDance dalam mendominasi pasar China. Dengan strategi iklan, e-commerce, dan fitur kreatifnya, Douyin menunjukkan bagaimana aplikasi media sosial dapat menjadi raksasa ekonomi di pasar domestik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *