BANDUNG, (CAMEON) – Jawa Barat butuh waktu minimal 10 tahun untuk swasemda sapi. Saat ini kebutuhan sapi untuk swasembada sapi mencapai tiga sampai empat juta ekor pertahun. Sedangkan, populasi yang ada di Jabar hanya mencapai 300 sampai 400 ribu ekor pertahun.
Menurut Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat, Dodi Firman, pertumbuhan sapi di Jabar hanya mencapai 5 persen dalam pertahun. “Sehingga dirata-ratakan hanya bisa 20 ribu ekor pertahun,” kata Dodi kepada wartawan saat dihubungi, belum lama ini.
Untuk menekan harga daging sapi yang melambung, diakui olehnya, yaitu dengan cara swasembada sapi. Akan tetapi, persediaan sapi yang ada di Jawa Barat tidak bisa melaksanakan Swasembada sapi dengan waktu yang cepat.
Dia mengatakan, Jabar bukan tergolong provinsi produsen sapi seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, maupun Nusa Tenggara Timur. Daerah itu memiliki populasi sapi di atas 700.000 hingga 4,7 juta ekor.
Dia menjelaskan, sudah melakukan berbagai usaha untuk swasembada sapi. Bahkan tidak hanya, sekedar sosialisasi aja, pihaknya laksanakan pembinaan, bimbingan teknis, sekolah lapang rawit adi sarana pelaksanaan Insemisasi, dan gerakan berahi serentak.
Dengan pencapai yang ada, pihaknya hanya melaksanakan bagaimana pasokan sapi agar tetap aman di Jawa Barat. Apalagi untuk hari-hari besar permintaan sapi selalu meningkat. “Jadi hal itu yang kami jaga, Jabar harus tetap aman pasokan sapi,” ucapnya.
Untuk menjaga kestabilan pasokan sapi, pihaknya hanya melakukan import sapi. Cara ini dianggap cukup ampuh untuk menjaga kestabilan kebutuhan sapi. Di Jawa Barat, kebutuhan sapi import mencapai 700 ribu ekor pertahun.
Disnak Jabar akan menggencarkan sosialisasi kehalalan daging sapi impor yang datang ke dalam negeri. Dia mengatakan sudah ada aturan yang menjamin kehalalan daging dari pemerintah.
“Aturan dibolehkan masuk dari country based atau zona based dibeli dari negara yang bebas penyakit kuku dan mulut (PMK),” ungkapnya.
Menurut data Kementerian Pertanian (Kementan), konsumsi daging sapi impor pada 2015 tercatat sebesar 237.890 ton atau mengambil porsi 36 persen dari total konsumsi daging sapi sebesar 653.890 ton.
Sementara itu, pada tahun ini konsumsi daging sapi diperkirakan meningkat 10 persen menjadi 738.025 ton. Berdasarkan Statistik Peternakan 2014 mencatat 90 persen impor sapi dinikmati di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. cakrawalamedia.co.id (Nta)