KAB.TASIKMALAYA(CM) – Sebanyak 28 peserta terdiri dari bidan dan tenaga pelaksana gizi pada angkatan ke tiga diharuskan menekan angka Stunting di Kabupaten Tasikmalaya. Target Presiden Jokowi menurunkan, stunting sampai 14 persen pada Tahun 2024 dan Gubernur Jawa Barat menargetkan Zero Stunting pada Tahun 2023,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya, dr. Heru Suharto, Senin (07/09/2020).
Heru menyampaikan bahwa upaya menurunkan stunting di Kabupaten Tasikmalaya sejak pada 2018 sudah terus berupaya menanggulangi stunting dengan berbagai kegiatan salah satunya mengeluarkan SK Tim Koordinasi Penanggulangan Stunting di Kabupaten Tasikmalaya,” katanya.
“Karena itu stunting suatu permasalahan yang mengancam terbentuknya generasi emas pada tahun 2045 sekaligus mengancam bonus demografi sehingga stunting harus menjadi perhatian kita semua,” sambungnya.
Ditengah pandemi covid-19, lanjut ia, balita dibawah dua tahun (baduta) atau balita akan meningkat karena ada orang tua yang loss income atau kehilangan mata pencaharian semasa pandemi sekitar 1,6 juta penduduk jatuh ke dalam kemiskinan.
“Demografi suatu potensi dimana jumlah penduduk meningkat dan diprediksi 294,1 juta penduduk pada tahun 2030 jumlah penduduk umur produktif (15-64 Tahun) sekitar 64 persen,” terangnya
Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, dr. Ratih Tedjasukmana mengungkapkan, dengan kegiatan tersebut pihaknya terus melakukan upaya untuk menekan angka stunting dengan melibatkan koordinator bidan serta Tenaga Pelaksana Gizi yang ada di wilayah Kabupaten Tasik,” terangnya.
Ia memaparkan bahwa para peserta melakukan pelatihan orientasi pemberian makanan bayi dan anak untuk memutus siklus stunting di 1000 Hari Pertama kehidupan sebagai golden period window of opportunity dimana peluang Pemberian makanan pada bayi dan anak ini diajarkan insiasi menyusui Dini yang punya manfaat mentransfer zat imun ke si bayi.
dr. Ratih berharap pada hari kontrasepsi sedunia ini diupayakan ada kegiatan pelayanan dengan tujuan mendapatkan akseptor metode kontrasepsi jangka panjang ( MKJP). “Kita tetap harus mematuhi dan menjaga protokol kesehatan selama layanan kontrasepsi berlangsung di tengah pandemi covid-19,” tandasnya. (Amas).