Mencuatnya foto disertai dukungan secara resmi partai Gelora kepada pasangan Nia-Usman (NU) tentu tidak bisa dipandang sebelah mata hanya karena Gelora ialah partai baru dan tidak pernah ikut dalam kontentasi politik.
Dukungan Gelora bukan hanya dimaknai sebagai dukungan partai politik kecil melainkan dianggap bisa memecah suara PKS. Sebagaimana kita ketahui bahwa pendiri Gelora merupakan para tokoh PKS, utamanya di Jawa Barat jelas ada nama Haris Yuliana yang merupakan salah satu tokoh PKS Jawa Barat dengan basis massa di wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Apalagi sebelumnya ada nama Dadang Rusdiana yang merupakan mantan anggota DPR RI dari partai Nasdem yang sudah menyatakan dukungan secara terbuka kepada pasangan Nia-Usman (NU), relawan Dadang Rusdiana pun diyakini bisa memecah suara Nasdem.
Militansi kader PKS akan diuji dengan hadirnya partai Gelora, apalagi kehadiran Gelora sejak awal diprediksi akan memecah basis suara PKS, maka tidak salah bila Gelora sudah mengambil momentum yang tepat di Pilkada Kabupaten Bandung dengan mengusung pasangan Nia-Usman (NU) yang notabene merupakan kandidat yang diunggulkan dan diprediksi menjadi kandidat kuat yang akan memenangkan pilkada Kabupaten Bandung 2020.
Sigmund Neumann berpendapat bahwa politik adalah organisasi dari aktifitas-aktifitas politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat melalui persaingan dengan suatu golongan atau golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda.
Dari definisi di atas jelas bagaimana politik bekerja juga bagaimana mesin-mesin partai politik tak terkecuali partai Gelora yang akan bertarung habis-habisan dalam koalisi yang di dalamnya sudah ada Golkar dan Gerindra, serta ditambah PPP dan PBB yang merupakan partai non parlemen.
Secara kalkukasi politik bergabungnya Gelora ke pasangan Nia-Usman (NU) jelas tidak memberatkan satu sama lain, artinya baik Gelora maupun NU dalam posisi saling membutuhkan. Gelora butuh gebrakan besar melalui kemenangan di pilkada agar mengangkat popularitas dan elektabilitas untuk menghadapi kontestasi politik ke depan, juga pasangan NU butuh Gelora untuk memecah suara PKS yang dikenal memiliki basis yang kuat dan militan.
Oleh: Moch Galuh Fauzi
Mahasiswa S2 Kebijakan Publik UNPAD Peraih Beasiswa Unggulan Kemendikbud Kategori Masyarakat Berprestasi