KAB. TASIK (CM) – Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang digelar di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, berlangsung dalam suasana yang tertib, aman, dan penuh kedamaian pada Sabtu, 19 April 2025.
Warga dari berbagai penjuru datang dengan semangat untuk menyalurkan hak suaranya, menciptakan potret demokrasi yang menyejukkan.
Namun di balik ketertiban dan keberhasilan jalannya pesta demokrasi ini, terselip kisah-kisah kemanusiaan yang tak hanya mengharukan, tapi juga menggugah hati.
Salah satu peristiwa dramatis terjadi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 06 Kampung Pasir Ipis, Desa Jayaratu, Kecamatan Sariwangi.
Ai Sri Agustini, seorang pemilih muda berusia 25 tahun, tiba-tiba jatuh pingsan tak lama setelah memberikan suaranya.
Ia diketahui mengalami sesak napas disertai pusing dan demam tinggi. Suasana di TPS pun mendadak hening, berganti dengan kepanikan warga yang menyaksikan kejadian tersebut.
Ternyata, Ai Sri baru saja keluar dari rumah sakit setelah menjalani perawatan intensif sejak Minggu sore akibat batuk berat yang kemudian berkembang menjadi sesak napas dan sakit kepala hebat.
Meski kondisinya belum pulih sepenuhnya, ia tetap memilih untuk datang ke TPS. Dengan tubuh lemah dan langkah yang tertatih, ia memaksakan diri hadir demi menunaikan tanggung jawab sebagai warga negara. Semangatnya untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi patut diacungi jempol.
Baca Juga: Jelang PSU Tasikmalaya, Polda Jabar-TNI Kerahkan 3000 Personel di 2847 TPS
Beruntung, respons cepat datang dari aparat keamanan yang bertugas. Dua anggota Polsek Leuwisari, Briptu Nurcholis Majid dan Bripka Anang Sulistio, dengan sigap membopong Ai Sri menuju tempat yang lebih aman untuk mendapatkan pertolongan medis.
“Saat itu saya sedang melakukan pengamanan di TPS, lalu menerima laporan bahwa ada warga yang pingsan. Tanpa pikir panjang kami langsung evakuasi. Ini adalah bagian dari tugas kami sebagai pelayan masyarakat,” ujar Kasi Humas Polres Tasikmalaya, Bripka Triana Anggasari.
Kisah menyentuh lainnya datang dari Kecamatan Salawu. Seorang warga lanjut usia tampak kelelahan usai memberikan suaranya. Jarak rumahnya yang cukup jauh dari TPS membuatnya kehabisan tenaga. Melihat kondisi tersebut, petugas Linmas yang berjaga tanpa ragu membopong sang kakek hingga ke tempat yang aman agar bisa segera beristirahat.
“Ini adalah bentuk pengabdian yang luar biasa dari para petugas kami. Atas nama pemerintah kecamatan, kami menyampaikan apresiasi kepada Linmas serta Kepala Puskesmas dan jajaran yang turut memberi perhatian,” ujar Camat Salawu, Nandang Heryana.
Meski diwarnai dengan momen-momen mengharukan, pelaksanaan PSU di Kabupaten Tasikmalaya tetap berjalan dengan aman, damai, dan penuh kekeluargaan.
Antusiasme masyarakat terlihat jelas sejak pagi hari, dengan antrean warga yang tak surut hingga siang menjelang. Suasana hangat dan kekompakan warga menjadi bukti bahwa demokrasi di daerah ini tumbuh dengan kesadaran dan semangat gotong royong.
Kapolres Tasikmalaya, AKBP Haris Dinzah, mengungkapkan bahwa seluruh personel pengamanan telah dikerahkan secara maksimal untuk memastikan proses demokrasi ini berjalan tanpa hambatan.
“Saya bersama unsur Forkopimda memantau langsung sejumlah TPS. Alhamdulillah, semua berjalan dengan tertib dan aman. Suasananya hangat, penuh rasa kekeluargaan. Inilah wajah demokrasi yang kita cita-citakan,” tegas AKBP Haris Dinzah.
Di tengah derasnya dinamika politik dan tantangan pelaksanaan PSU, Kabupaten Tasikmalaya justru menunjukkan wajah lain dari demokrasi, yakni wajah yang teduh, humanis, dan menyatukan.
Sebuah pesan kuat bahwa kekuatan sejati demokrasi bukan hanya terletak pada suara yang dicoblos, tetapi juga pada rasa kemanusiaan dan solidaritas yang menyertainya.