News

Mengintip Siswa SLB ABC Lestari saat Memperingati Isra Mi’raj di Pesantren Al Kautsar Tasikmalaya

182
×

Mengintip Siswa SLB ABC Lestari saat Memperingati Isra Mi’raj di Pesantren Al Kautsar Tasikmalaya

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIK (CM) – Puluhan anak berkebutuhan khusus (ABK) terlihat penuh semangat saat tiba di kawasan Masjid Pesantren Al Kautsar, Karangjaya, Kabupaten Tasikmalaya. Mereka datang menggunakan beberapa mobil HiAce dan Elf Pariwisata, mengenakan pakaian koko dan kopiah.

Siswa-siswi dari SLB ABC Argasari Lestari langsung menuju masjid. Sebagian dari mereka mengambil air untuk berwudhu sebelum memasuki tempat ibadah.

Kehadiran mereka untuk mengikuti peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, sebuah peristiwa penting dalam Islam yang mengisahkan perjalanan spiritual Nabi dalam satu malam. Acara ini menjadi spesial karena para siswa berkebutuhan khusus dapat merasakan suasana religius di lingkungan pesantren.

Para siswa laki-laki duduk di bagian depan kiri masjid, sedangkan siswi menempati area kanan belakang. Suasana semakin khidmat saat Ketua MUI Kota Tasikmalaya, KH. Aminudin Bustomi, memberikan ceramah bertema Isra Mi’raj sebagai Momentum Penguatan Keimanan.

KH. Aminudin menjelaskan bahwa Isra Mi’raj bukan hanya peristiwa historis, melainkan juga momen refleksi untuk meningkatkan keimanan dan kualitas ibadah, terutama dalam melaksanakan salat lima waktu.

Acara semakin menyentuh hati ketika seorang siswa tunanetra bernama Sherin maju ke depan. Dengan suara indah, ia melantunkan beberapa ayat suci Al-Qur’an, yang membuat para santri dan tamu undangan terpesona.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Paguyuban Pegiat Disabilitas Kota Tasikmalaya (Papeditas), yang memiliki misi membangun masyarakat inklusif, khususnya dalam bidang pendidikan dan keagamaan.

Aris Rahman, MPd, Kepala SLB ABC Argasari Lestari, mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan memberi pengalaman baru kepada para siswa ABK sekaligus mengenalkan mereka pada kehidupan pesantren.

“Alhamdulillah, anak-anak kami mendapatkan kesempatan pertama untuk mengunjungi pesantren ini dalam rangka peringatan Isra Mi’raj,” ujar Aris saat diwawancarai, Selasa 28 Januari 2025.

Ia menambahkan, kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi program Merdeka Belajar bagi siswa berkebutuhan khusus, di mana pembelajaran lebih banyak diarahkan pada praktik dan pengalaman langsung daripada sekadar teori.

“Kami ingin anak-anak belajar dari pengalaman nyata, termasuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar, seperti para santri di pesantren,” tambahnya.

Interaksi antara siswa ABK dan santri menjadi nilai tambah kegiatan ini. Menurut Aris, pengalaman ini membantu meningkatkan rasa percaya diri siswa ABK sekaligus melatih santri untuk memahami keberagaman kebutuhan khusus.

Slamet Santoso, Wakil Ketua Yayasan Pesantren Al Kautsar 561, menyambut baik kedatangan siswa ABK. Ia menyebutkan bahwa kegiatan ini melatih santri untuk lebih peka secara sosial dan menjalin hubungan yang harmonis dengan semua kalangan.

“Pesantren harus menjadi tempat yang inklusif, di mana semua orang, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus, merasa diterima,” katanya.

Ketua Pembina Yayasan, Adang Rusmana, juga menyampaikan bahwa pesantren tidak hanya berperan sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga sebagai wadah pembentukan nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas sosial.

“Peringatan Isra Mi’raj di Pesantren Al Kautsar tahun ini membuktikan bahwa pendidikan inklusif dapat diaplikasikan di berbagai tempat, termasuk pesantren,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini, para siswa berkebutuhan khusus tidak hanya belajar sejarah Islam, tetapi juga mendapatkan pengalaman spiritual dan sosial yang bermakna.

“Dengan adanya kegiatan semacam ini, kami berharap lebih banyak institusi pendidikan yang terbuka terhadap siswa berkebutuhan khusus. Ini sejalan dengan semangat Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin, yang memberikan rahmat bagi semua umat manusia tanpa membeda-bedakan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *