KOTA TASIKMALAYA (CM) – Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Ikatan Remaja Masjid (Irema) di Kelurahan Setiaratu Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya punya hajat. Mereka memeriahkan pergantian tahun baru hijriyah dengan cara berbeda.
Kemeriahan itu sudah berlangsung beberapa hari di Aula Kelurahan setempat, dan puncaknya adalah sepanjang Minggu (08/09/2019) kemarin. Anak-anak, tua dan muda semua berkumpul dan bercengkrama.
Sejak Minggu (08/09) pagi, kegiatan diawali dengan perlombaan mewarnai untuk anak usia dini, setingkat PAUD dan TK. Sementara untuk anak SD ada lomba menggambar. Perlombaan yang diikuti puluhan anak tersebut diikuti oleh se-Kelurahan Setiaratu Kec. Cibeureum.
Usai mewarnai, acara selanjutnya adalah lomba fasion show anak-anak. Kepolosan anak-anak menjadi warna tersendiri bagi kemeriahan acara ini.
Acara ditutup dengan perlombaan ngaliwet oleh para ibu-ibu yang diikuti oleh 10 kelompok. Para ibu disetiap kelompok yang beranggotakan 5-10 orang tersebut, sebelumnya sudah bergotongroyong membuat liwet terbaik.
“Tiap kelompok menghabiskan biaya variatif dari udunan baik biaya maupun bahannya. Mereka bekerjasama,” kata salah seorang panitia, Mira, saat ditemui disela kegiatan.
Mira yang merupakan aktivis KWT ini menyebutkan, kegiatan memperingati 1 Muharam 1441 Hijriyah ini mengambil tema tentang semangat kepedulian sosial. “Dengan Semangat Tahun Baru Islam, Kita Tingkatkan Kepedulian Sosial Antar Sesama,” katanya.
Panitia lainnya, Ari menyebutkan, setiap kegiatan yang disuguhkan mengandung nilai kerjasama dan persaudaraan. “Tidak lupa juga ada kegiatan santunan anak yatim,” kata pengurus Irema ini.
Sementara itu, saat ditemui salah satu kelompok atau peserta ngaliwet, Ai mengatakan, kegiatan memperingati tahun baru hijriyah ini terasa penuh makna. Selain bersilaturahmi dengan ibu-ibu sewilayah kelurahan, dia juga jadi belajar bekerjasama dalam tim yang solid.
“Dalam segi biaya kami udunan Rp.10 ribu perorang, ditambah beras. Ya, jadi kami dalam mengikuti perlombaan liwet ini menghabiskan biaya sekitar Rp 150 ribu,” serunya.
Uniknya, setelah acara penilaian perlombaan, liwet yang dibuat oleh ibu-ibu ini dibagikan kepada peserta sendiri, panitia, penonton dan kewarga sekitar. (AW)