KOTA BANDUNG (CM) – Anggota DPRD Provinsi Jabar, Daddy Rohanady, kembali mengingatkan masyarakat untuk menunda mudik di lebaran tahun ini. Ia menyebut mudik tahun ini lebih sulit dibanding tahun-tahun sebelumnya, karena harus menerjang aneka rintangan.
Ditegaskannya bahwa semua masyarakat bisa melakukan mudik nanti saat wabah Covid-19 sudah hilang dari Indonesia. Daddy memeparkan sejumlah hal kesulitan mudik tahun ini dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Pertama, adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Artinya, mereka yang akan mudik harus memiliki tugas dari atasannya/kepala kantor dan surat keterangan bebas Covid-19. Bagi mereka yang terkena PHK juga, harus menunjukkan Surat PHK.
Kedua, adanya penyekatan yang relatif ketat. Bahkan, ada yang menyatakan ke dirinya Jakarta-Surabaya ada sekitar 100 penyekatan. ”Terkait penyekatan guna melarang mudik, ada contoh menarik. Ada pemudik yang sudah menunggu 2 hari 1 malam di Merak harus balik lagi ke Jakarta,” katanya, Senin (11/05/2020).
Ketiga, ongkos mudik menjadi mahal. Hal ini terjadi, masih terkait PSBB. Saat ini, bus atau kendaraan umum lainnya hanya bisa ditumpangi setengah dari kapasitasnya. ”Ini guna kepentingan social distancing (jaga jarak). Dengan sendirinya harga tiket pun rata-rata menjadi dua kali lipat. Padahal, tanpa Covid-19 pun biasanya harga tiket sudah naik menjelang lebaran,” papar Daro.
Keempat, kata dia, isolasi di kampung halaman. Kalau pun lolos dari penyekatan dan akhirnya tiba dengan selamat di kampung halaman, masih ada persoalan lain, yakni isolasi. Para pemudik akan dikarantina selama 14 hari kalau daerah mereka juga menerapkan PSBB secara ketat.
Kelima, kata dia, saat kembali ke rumah nanti akan susah lagi karena masih PSBB. Ini juga, masalah serius. Selain ongkos balik lagi ke kota yang pastinya masih mahal, pemudik harus bersiap dengan berbagai persyaratan yang memungkinkannya bisa masuk kota kembali.
”Oleh karena itu, banyak keluraga yang akhirnya menjadwal ulang alias memundurkan mudiknya,” tandasnya. **