KOTA TASIK (CM) – Komitmen mewujudkan lingkungan yang inklusif bagi penyandang disabilitas di Kota Tasikmalaya terus diperkuat melalui sinergi strategis antara Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Tasikmalaya dan Persatuan Tunadaksa (PERDATA) Kota Tasikmalaya.
Kolaborasi ini diwujudkan dalam sebuah workshop pemberdayaan yang berlangsung di Kopi Siloka Lab, Jl. Ir. H. Juanda KM.3, Kota Tasikmalaya. Acara ini mengusung tema “Inklusivitas di Dunia Usaha: Disabilitas Bisa!” dan diikuti oleh puluhan peserta penyandang disabilitas, pendamping dari berbagai Sekolah Luar Biasa (SLB), serta relawan dari berbagai komunitas sosial yang aktif di wilayah tersebut.
Arif Hidayat Putra, Ketua HIPMI Kota Tasikmalaya sekaligus CEO Kopi Siloka, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan upaya konkret pengusaha muda untuk memperluas akses dan peluang kerja bagi kelompok disabilitas.
“Kami ingin HIPMI menjadi penghubung antara dunia usaha dan komunitas disabilitas. Workshop ini adalah langkah awal membangun iklim kerja yang inklusif dan memberdayakan,” ujarnya.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari inisiatif CSR bertajuk SILOKA PEDULI, yang dirancang sebagai bentuk tanggung jawab sosial sekaligus upaya memperkuat keberlanjutan bisnis Kopi Siloka bersama masyarakat.
Acara ini juga menjadi wadah bagi penyandang disabilitas untuk menampilkan keterampilan mereka dalam berbagai bidang, mulai dari seni, kerajinan tangan, hingga wirausaha. Ketua PERDATA, Pipih Suparmi, menyampaikan apresiasi atas inisiatif ini.
“Kami sangat menghargai kegiatan ini. Ini membuktikan bahwa teman-teman disabilitas memiliki bakat dan potensi luar biasa. Terima kasih kepada HIPMI dan Kopi Siloka atas kolaborasi yang sangat berarti,” ujar Pipih.
Aqshal Dzilham, yang menjabat sebagai HRD sekaligus Manajer Program CSR SILOKA PEDULI, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk menciptakan perusahaan yang inklusif dan berdampak positif bagi lingkungan sosialnya.
“Kami ingin program CSR kami memberikan efek nyata, terutama bagi penyandang disabilitas. Visi kami sederhana: jika bisnis berkembang, maka kontribusi sosial pun harus ikut berkembang,” tegas Aqshal.
Baca juga: Hangatnya Kebersamaan di Ramadan, KORMI Tasikmalaya Gelar Baksos dan Buka Puasa Bersama Perdata
Lebih lanjut, Aqshal berharap langkah ini bisa menjadi pemantik bagi pelaku UMKM lainnya di Tasikmalaya agar mulai membuka ruang kerja yang inklusif.
Dukungan juga datang dari masyarakat, seperti Nia, warga Bungursari yang merupakan orang tua peserta workshop. Ia mengungkapkan rasa syukurnya atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Saya sangat terharu. Ini bukan sekadar pelatihan, tapi juga suntikan semangat bagi anak-anak kami. Semoga semakin banyak kegiatan seperti ini ke depannya,” ucap Nia.
Kolaborasi antara HIPMI dan komunitas sosial ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata bagi institusi, komunitas, maupun pelaku usaha lainnya untuk turut serta menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan adil bagi penyandang disabilitas.
Dengan keterlibatan berbagai sektor, pemberdayaan disabilitas di Kota Tasikmalaya tidak hanya menjadi agenda sosial semata, tetapi juga bagian dari strategi pembangunan daerah yang inklusif dan berkelanjutan.