KOTA TASIKMALAYA (CM) – Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr. Uus Supangat mengatakan, kasus angka stunting di Kota Tasik mulai tahun 2019 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun lalu.
“Meski penurunannya tidak signifikan, mudah-mudahan sampai diakhir tahun ini lebih menurun dari 50 persen. Untuk mengetahui lebih detail kasus stunting kita saat ini sedang menunggu data hasil evaluasi, karena harus diupdate setiap bulan. Kalau untuk bulan berjalan November baru bisa masuk di akhir bulan ini,” terangnya, Jumat (29/11/2019).
Selain penurunan kasus stunting, Ia juga menyebut bahwa stunting merupakan penyakit yang diakibatkan dari asupan gizi yang kurang. “Apabila asupan gizi baik Insha Allah tidak akan terjadi stunting. Ini bisa diatasi apabila seluruh stakeholder melakukan kerjasama dalam penanggulangan kasus gizi,” ungkap Uus.
Ia menuturkan, penyakit stunting tidak tersentral pada strata tertentu. Ada dua faktor yang bisa menyebabkan stunting yaitu masalah ekonomi dan kesadaran masyarakat. “Asalkan tahu, kasus stuning pertumbuhan dibawah normal itu tak hanya terjadi di kalangan masyarakat yang lemah ekonominya, tapi juga di berbagai kalangan masyarakat baik yang kehidupannya di bawah garis kemiskinan, menengah, maupun atas,” sebut ia.
“Kalau kasus stunting menyerang kalangan menengah keatas itu bisa disebabkan kurangnya kesadaran atau pengetahuan tentang pentingnya asupan gizi atau nutrisi terhadap anak-anaknya,” pungkas ia. (Edi Mulyana)