Khazanah

Kisah Nabi Sulaiman, Semut dan Cacing Buta

987
×

Kisah Nabi Sulaiman, Semut dan Cacing Buta

Sebarkan artikel ini
Kisah Nabi Sulaiman, Semut dan Cacing Buta

Seekor semut yang membawa sebiji gandum menarik perhatian Nabi Sulaiman As yang tengah duduk di pinggir danau. Nabi Sulaiman As terus memperhatikan semut yang sedang menuju ke tepi danau.

Di tepi danau, seekor katak yang keluar dari dalam air seraya membuka mulutnya. Semut itu kemudian masuk ke dalam mulut katak.

Katak itu pun menyelam ke dasar danau dalam waktu yang cukup lama, sementara Nabi Sulaiman As terus memikirkan peristiwa tersebut.

Katak itu kemudian keluar dari dalam air dan membuka mulutnya. Semut yang tadi ternyata keluar, sementara sebiji gandum yang dibawanya sudah tidak ada lagi bersamanya.

Nabi Sulaiman As memanggil semut tersebut dan bertanya, ”Wahai semut, apa yang kamu lakukan selama berada di mulut katak?”

”Wahai Nabiyullah, sesungguhnya di dalam danau ini terdapat sebuah batu yang cekung berongga, dan di dalam cekungan batu itu terdapat seekor cacing yang buta,” jawab semut.

“Cacing tersebut tidak kuasa keluar dari cekungan batu itu untuk mencari penghidupannya. Dan sesungguhnya Allah telah mempercayakan kepadaku urusan rezekinya,” lanjut semut.

”Oleh karena itu, aku membawakan rezekinya, dan Allah swt. telah menguasakan kepadaku sehingga katak ini membawaku kepadanya. Maka air ini tidaklah membahayakan bagiku. Sesampai di batu itu, katak ini meletakkan mulutnya di rongga batu itu, lalu aku pun dapat masuk ke dalamnya,”

“Kemudian setelah aku menyampaikan rezeki kepada cacing itu, aku keluar dari rongga batu kembali ke mulut katak ini. Lalu katak ini mengembalikan aku di tepi danau.”

Nabi Sulaiman As kemudian bertanya, ”Apakah kamu mendengar suara tasbih cacing itu?”

”Ya, cacing itu mengucapkan: Yâ man lâ yansani fî jaufi hâdzihi bi rizqika, lâ tansâ ‘ibâdakal mu’minîna bi rahmatik (Wahai Dzat Yang tidak melupakan aku di dalam danau yang dalam ini dengan rezeki-Mu, janganlah Engkau melupakan hamba-hamba-Mu yang beriman dengan rahmat-Mu).”

Menbaca kisah tersebut, tentunya menjadi pelajaran bagi kita bahwa Allah SWT sudah mengatur rezeki segenap makhluknya, termasuk manusia. Sebagaimana pesan Alquran dalam surat Hûd ayat 6: Wa mâ min dâbbatin fil ardli illâ ‘alaLlahi rizquhâ (Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allahlah yang memberi rezekinya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *