CIMAHI, (CAMEON)-Pasca debat terbuka calon Walikota dan Wakil Walikota Cimahi, di Aula Gedung Vidya Chandra, Selasa (31/1/2016) malam kemarin, sejumlah pihak mengungkapkan ketidakpuasannya.
Tidak hanya pengakuan sejumlah masyarakat yang menyaksikan debat secara live di televisi lokal saja yang mengaku tidak puas. Namun juga, ketidakpuasan itu datang dari masing-masing tim sukses Pasangan Calon (Paslon).
Sebagian pihak menilai, jalannya debat terasa monoton. Dan sebagian lagi menyayangkan alokasi waktu yang sangat terbatas dan ajang adu gagasan ini pun hanya dilakukan sekali saja selama kontestasi Pilkada Cimahi.
Review acara debat kemarin. Acara yang diproyeksikan dimulai pukul 19.30 Wib, baru digelar pada 20.00 Wib. Dan, sekitar pukul 22.00 Wib, acara ini usai dengan ditutup closing statemen masing-masing Paslon.
Ada lima banjar barisan kursi. Paling kiri adalah untuk sejumlah tamu undangan, seperti KPU Provinsi, Panwaslu, Forkominda, dan para pejabat di Pemkot Cimahi serta elemen masyarakat.
Barisan berikutnya adalah pendukung Paslon no 1, disusul pendukung Paslon no 2 dan Paslon nomor 3. Masing-masing para pendukung yang kebanyakan beratribut Parpol ini jumlahnya 50 orang.
Dan dibarisan paling kanan, sebagian besar adalah PPK, PPS dan para penyelenggara Pemilu. Barisan ini terlihat banyak kursi kosong.
Sebagai gambaran kegiatan. Debat publik yang yang berlangsung sekitar satu jam ini terbagi dalam 6 segmen. Setiap segmennya, para Paslon diberikan waktu bicara sekitar 2 menit.
Sesi pertama diisi dengan pemaparan visi misi masing-masing. Terlihat, Paslon 1 dan 2 keteran. Sebelum selesai mengupas program kerja, waktu dua menit sudah habis..
Sedangkan Paslon no 3 dirasa pas disesi pertama.
Pada sesi berikutnya, acara berlangsung monoton. Bahkan, jalannya acara hanya berkutat pada jawaban pertanyaan dari panelis. Pertanyaan yang berupaya pemecahan masalah harus dijawab singkat dalam tempo 2 menit itu.
Baru pada sesi 5, ada momen untuk saling bertanya dan menjawab. Sayangnya, pada sesi ini malah banyak diisi oleh materi yang berupa wacana. Hingga sesi terakhir berupa pernyataan dan ajakan masing-masing Paslon.
Melalui media sosial, jalannya debat ini dibahas. Tak sedikit netizen yang merupakan warga Cimahi menilai, banyak pemaparan maupun jawaban pertanyaan tidak tersampaikan dengan sempurna.
Pada sesi pertama saja, Paslon nomor 1 dan nomor 2 keteteran soal waktu. Belum 2 menit mereka menyampaikan visi dan misinya, bel berbunyi. Azul dan Hadad tak tamat menyampaikan programnya.
Pada sesi berikutnya pun demikian. Bahkan, pertanyaan dan jawaban yang disajikan dinilai kurang substansi. Malah, tidak ada yang menyajikan program pembangunan inovatif.
Adapun wakilnya, dari Paslon nomor 2 dan 3, terlihat hanya sekali saja ikut berdebat. Lebih tepatnya, para wakil ini hanya menjadi penghias saja.
Adapun Paslon no 1, Calon Walikota Atty Suharti yang tidak hadir, justru menjadikan wakilnya Achmad Zulkarnain tampil sendirian dan melayani sesi debat melawan Paslon 2 dan 3 yang tampil lengkap.
Ketua KPU Cimahi Handi Dananjaya, mengatakan, durasi waktu yang diberikan untuk debat calon tersebut merupakan mekanisme keputusan dengan waktu 2 menit untuk setiap segmennya. Dan itu sudah di sampaikan kepada masing-masing paslon dan timnya.
“Kita sudah mengatur waktu seluruhnya dengan durasi 120 menit. Kalau ditiap segmen ditambah 1 menit saja, akan memakan waktu lebih dari 120 menit,” ungkap Handi.
Dia melanjutkan, mekanisme debat yang sudah disosialisasikan kepada tim kampanye dan paslon sudah disepakati. Jadi menurut dia, katena itu sudah kesepatakan jadi tidak ada masalah lagi.
Secara keseluruhan, Handi mengaku cukup puas atas jalannya debat ini yang tertib dan lancar. Para Paslon pun kritis namun tetap sama-sama berkomitmen menjaga Pilkada berkualitas.
Meskipun begitu, pada akhirnya dia merasakan debat tersebut kurang greget. Waktu yang singkat dan tidak tersajinya jawaban para Paslon yang komprehensif untuk Cimahi ke depan.(Ginan)