CIMAHI, (CAMEON) – Ketersediaan mempertahankan lahan pertanian menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kota Cimahi. Sebab, semakin ke sini, lahan pertanian, khususnya sawah semakin tergerus dengan adanya alih fungsi lahan.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan Dinas Koperasi UMKM Perindustrian Perdagangan dan Pertanian (Diskopindagtan) Kota Cimahi, Mita Mustikasari pada Kamis (15/12/2016) di Pemkot Cimahi, jln. Rd. Demang Hardjakusumah.
“(Alih fungsi lahan) Itu tidak bisa hindari. Mudah-mudahan rencana ke depan kita ada lahan pertanian abadi, kita harapkan. Lahan sawah semakin berkurang,” beber dia.
Menurut data Bidang Pertanian Diskopindagtan Kota Cimahi, saat ini hanya tersisa lahan sawah sekitar 173 hektare. Sedangkan untuk luas lahan kering yakni pekarangan/lahan untuk bangunan serta tegal/kebut/ladang mencapai 916 hektare.
Ketersediaan lahan juga dipastikan berimbas pada ketersediaan pangan. Akibat minimnya lahan untuk pertanian di Cimahi, dampaknya selama ini kota otonom ini harus mengandalkan daerah lain untuk kebutuhan pangan.
“Itu tantangan besar dalam upaya mewujudkan ketersediaan pangan,” kata Mita.
Selama ini, untuk kebutuhan pangan seperti beras, sayuran dan sebagainya, Kota Cimahi mendapat pasokan dari wilayah lain seperti Kab. Bandung Barat dan Cianjur.
Sedangkan produksi petani lokal Cimahi, khususnya produksi padi hanya cukup untuk dikonsumsi sendiri oleh petaninya.
“Kalau ketersediaan di Cimahi cukup, kalau untuk produksi sendiri memang tidak cukup untuk kebutuhan masyarakat (menyeluruh),” jelas Mita.
Menyikapi minimnya hasil produksi sendiri karena minimnya lahan pertanian, Diskopindagtan Kota Cimahi, lanjut Mita, akan lebih meningkatkan hasil dari pertanian.
Intensitifikasi pertanian yang dilakukan di Kota Cimahi, jelas dia, dengan pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana dan didukung oleh Aparatur atau penyuluh.
“Diantaranya, pengolahan tanah yang baik, pemilihan bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman serta pengolahan pasca panen,” jelas Mita.
Selain itu, terang Mita, pihaknya juga akan mengupayakan diverifikasi pertanian dengan memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan.
“Misalnya, pada suatu lahan selain ditanam jagung, ditanam ubi jalar, labu siam dan lain-lain,” terang dia.
Selanjutnya, rehabilistasi pertanian juga dipersiapkan Pemkot Cimahi dengan memperbaiki lahan pertanian yang semula tidak produktif atau sudah tidak berproduksi menjadi lahan produktif.
“Atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif menjadi tanaman yang lebih produktif,” kata dia. (Rizki)