Hiburan

Titiek Puspa Tutup Usia, Perjalanan Seorang Legenda Seni Indonesia

257
×

Titiek Puspa Tutup Usia, Perjalanan Seorang Legenda Seni Indonesia

Sebarkan artikel ini

JAKARTA (CM) – Kabar duka menyelimuti dunia hiburan Tanah Air. Seniman legendaris Titiek Puspa meninggal dunia pada Jumat, 20 April 2025. Ia menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Medistra, Gatot Subroto, setelah menjalani perawatan intensif selama beberapa pekan akibat pendarahan di kepala yang sempat memerlukan tindakan operasi.

Perempuan kelahiran Tanjung, Kalimantan Selatan, pada 1 November 1937 ini, awalnya diberi nama Sudarwati. Namun, nama itu kemudian berubah menjadi Kadarwati, lalu diganti lagi menjadi Sumarti. Nama panggilannya sehari-hari, Titiek, dipadukan dengan kata “Puspa” yang berasal dari nama sang ayah—yang berarti bunga—dan akhirnya dikenal luas sebagai Titiek Puspa.

Sepanjang hidupnya, Titiek dikenal sebagai seniman serba bisa. Ia tidak hanya sukses sebagai penyanyi, tetapi juga aktif di dunia akting, tari, periklanan, hingga teater. Kariernya di dunia hiburan bermula dari ketertarikannya pada lagu-lagu Jawa. Meski tidak mendapat dukungan dari lingkungan sekitar, ia nekat mengikuti kompetisi musik tanpa sepengetahuan orang tuanya.

Langkah nekat tersebut membuahkan hasil. Pada tahun 1954, ia keluar sebagai Juara Bintang Radio Jenis Hiburan untuk wilayah Jawa Tengah. Kemenangan itu menjadi pintu gerbang awal karier profesionalnya, membawanya bergabung sebagai penyanyi tetap di Orkes Simfoni Jakarta di bawah arahan Sjaiful Bachri.

Ia juga mendapat bimbingan dari nama-nama besar seperti pencipta lagu Iskandar dan Zainal Ardi, yang kelak menjadi suaminya dan dikenal sebagai penyiar senior di Radio Republik Indonesia Jakarta.

Karier menyanyinya kian bersinar, dan pada tahun 1963, Titiek meluncurkan album berjudul “Si Hitam dan Pita”. Album tersebut berisi 12 lagu yang seluruhnya diciptakan oleh dirinya sendiri dan sukses di pasaran. Atas dedikasinya dalam dunia musik, ia menerima penghargaan BASF Award ke-10 untuk kategori Pengabdian Panjang di Dunia Musik pada tahun 1994.

Tak hanya di dunia tarik suara, Titiek juga melebarkan sayap ke layar lebar. Sejak tahun 1966, ia telah membintangi lebih dari sepuluh film, di antaranya Minah Gadis Dusun (1966), Bawang Putih (1974), dan Inem Pelayan Sexy (1976).

Kiprahnya juga terlihat di panggung teater dan layar televisi. Ia pernah tampil dalam pementasan drama televisi dan menjadi ikon dalam berbagai iklan produk nasional. Hidupnya benar-benar dipersembahkan untuk dunia seni.

Di masa tuanya, dedikasi Titiek tetap mendapat penghargaan. Ia menerima Indonesian Choice Awards 2018: Lifetime Achievement serta Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia 2018 untuk kategori Pengabdian Seumur Hidup.

Sebelum berpulang, Titiek sempat menjalani syuting di salah satu stasiun TV swasta. Menurut sang manajer, Mia, kondisi fisiknya mulai menurun karena kelelahan, hingga akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

Selamat jalan, Titiek Puspa. Karyamu akan terus hidup dalam hati para pecinta seni Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *