Teknologi

Tarif Impor Trump Bisa Dorong Harga iPhone 17 Pro Max Tembus Rp 38 Juta

352
×

Tarif Impor Trump Bisa Dorong Harga iPhone 17 Pro Max Tembus Rp 38 Juta

Sebarkan artikel ini

(CM) – Kebijakan tarif impor resiprokal yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump berpotensi menaikkan harga sejumlah produk teknologi, termasuk iPhone 17 Pro Max. Tarif baru ini berdampak global dan diperkirakan akan memengaruhi berbagai barang konsumen, mulai dari sepatu hingga ponsel pintar produksi Apple.

Mengutip laporan Reuters, proyeksi dari Rosenblatt Securities menunjukkan bahwa harga iPhone 17 Pro Max dengan kapasitas penyimpanan 1TB dapat mencapai sekitar US$2.300 atau setara Rp38,09 juta (dengan kurs Rp16.560 per dolar AS). Lonjakan harga ini merupakan imbas langsung dari kebijakan tarif yang menyasar produk-produk buatan negara seperti Cina, Vietnam, India, dan Taiwan.

Sementara itu, analis ternama Ming-Chi Kuo dalam laporannya kepada BGR menyatakan bahwa Apple harus segera mempercepat pergeseran produksi ke negara-negara seperti India dan Vietnam. Hal ini dinilai penting untuk menjaga kestabilan pasokan iPhone 17, khususnya untuk pasar Amerika Serikat.

Kuo memperkirakan bahwa jika Apple tidak segera mengambil langkah strategis, perusahaan berisiko kehilangan keuntungan hingga 8,5–9%. Angka ini cukup signifikan dan tentunya menjadi perhatian serius bagi pemegang saham.

Untuk tahun 2025, diperkirakan sekitar 15% dari total produksi iPhone global akan dipindahkan ke India—naik dari estimasi 10–12% pada tahun sebelumnya. Kuo juga menyebutkan bahwa jika India dan Vietnam mendapatkan pengecualian tarif dari pemerintahan AS, Apple masih bisa menekan dampak kerugian, dengan margin kotor diperkirakan akan turun menjadi sekitar 5,5–6% tanpa harus menaikkan harga jual.

Jika relokasi produksi ke India berlangsung lancar dan efisien, Apple bahkan bisa meningkatkan proporsi produksi iPhone dari negara tersebut menjadi lebih dari 30% dari total pasokan global. Meski begitu, margin kotor perusahaan masih akan tertekan, dan diperkirakan hanya akan tersisa di kisaran 1–3%.

Saat ini, belum ada kepastian kapan jadwal pembebasan tarif akan berlaku. Namun, Apple disebut tengah mempercepat pemindahan sebagian besar produksi dari Tiongkok, agar permintaan dalam negeri AS bisa dipenuhi dari luar Cina.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *