BANDUNG, (CAMEON) – Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Hartarto, membagi target. Pihaknya menargetkan sektor perindustrian Indonesia akan mapan pada tahun 2035.
”Pada tahap awal hingga tahun 2019 akan fokus untuk meningkatkan nilai tambah Sumber Daya Alam,” ungkap Erlangga saat ditemui di ITB sesuai peringatan Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia, Sabtu (20/8).
Indusri pada tahap ini berbasis agro, mineral dan gas. Dalam hal ini perlu secara selektif melalui menyiapkan SDM yang ahli dan kompetem pada bidang industri dan teknologi. Pada tahap kedua, yakni dalam kurun waktu 2020-2024 akan fokus pada keunggulan kompetitip dan berwawasan lingkungan.
Arahnya, lanjut dia, akan mencapai keunggulan kompetitif dan berwawasan lingkungan. Dengan melalui penguatan industri dan penguasaan teknologi.
”Pada tahap terakhir membutuhkan waktu kurang lebih 10 tahun, kurang lebih akan terlaksana pada 2025-2035,” katanya.
Dia menjelaskan dengan melakukan hilirisasi pada bidang perindustrian ini akan menunjang ekonomi Indonesia. Target yang terealisasikan diantaranya, industri nonmigas 2035 sebesar 10,5 persen, kontribusi industri non migas terhadap PDB sebesar 30 persen, lalu ekspor produksi industri mencapai 78,4 persen.
Jumlah ekspor tersebut meningkat 70 persen dari tahun 2015. Terkait jumlah tenaga kerja, yang terserap diharapkan mencapai 29,2 juta orang. Jumlah tersebut dua kali lipat dari tahun 2015.
Bahkan, akan terfokus untuk penyebaran di luar pulau Jawa sebanyak 40 persen. Dia mengatakan, terkait tantangan yang dihadapi adalah mendorong penyebaran dan pemerataan industri di seluruh wilayah. Sehingga keberadaan dan manfaat dapat dirasakan oleh seluruh rakyat.
Lalu untuk kewirausahaan, akan ditargetkan mencetak 200 ribu wirausahawan. Dengan mendorong usaha kecil menengah, saat ini telah memberikan kontribusi sebesar 34,82 persen dari seluruh sektor. Saat ini terdapat 3,6 juta unit usaha di mana 90 persennya usaha industri nasional.
Usaha kecil ini, ungkap dia, mampu menyerap 8,7 juta tenaga kerja dan terbukti mampu meningkatkan ekonomi nasional dan kemiskinan. Pemerintah sendiri, saat ini terus mendorong penyebaran dan pertumbuhan usaha kecil agar terus meningkat.
”Salah satunya dengan mendorong penambahan mesin. Pihaknya akan menargetkan, usaha ini bisa lebih berkembang di luar Jawa,” pungkasnya.
Sementara menurut Rektor ITB Suryadi Kadarsah, pihaknya akan terus melakukan riset terkait dengan teknologi untuk menunjang perindustrian. ”Dengan cara seperti ini, teknologi dan industri bisa terus sejalan. Serta mampu mempercepat perindustrian,” kata dia.
Dengan dukungan Kementerian Perindustrian telah dibangun Pusat Pengembangan Teknologi Industri dalam bidang mesin perkakas, alat kesehatan, rekayasa dan Desain Keterampilan.
Lalu dengan adanya kluster LPik dan PPTI didorong untuk membentuk konsorsium riset industri dengan pola kerjasama yang dapat diwadahi.
Dalam kesempatan tersebut, pihak ITB memberikan penghargaan pada sejumlah tokoh yang telah menyumbangkan kiprahnya kepada industri dan teknologi. Diantaranya Bupati Bantaeng dan Sambimbo. Bahkan, dalam kesempatan tersebut, Sambimbo sempat menyanyikan dua buah lagu. cakrawalamedia.co.id (nta)